Petani dan Pengusaha Sawit Deklarasi Ramah Anak dan Perempuan

oleh -767 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/Para petani sawit memberikan komitmen tinggi terhadap prlindungan pekerja perempuan dan ramah anak pada IPOSC 2025, di Kubu Raya, Kamis (25/9/2025).

InfoSAWIT, KUBU RAYAIndustri sawit Indonesia dikenal serba besar, yakni kontribusinya besar, tantangannya pun besar. Di tengah perhatian tajam dan persepsi negatif yang kerap diarahkan, langkah kolaborasi menjadi penting agar wajah sawit Indonesia lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI sekaligus Chairman Founder Worker Initiatives for Sustainable Palm Oil (WISPO), Sumarjono Saragih, menegaskan bahwa petani dan pengusaha memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghormati serta memenuhi hak manusia yang hidup dari sawit. “Ada jutaan orang menggantungkan hidupnya di sektor ini. Nasib dan harkat mereka harus kita jaga,” ujar Sumarjono dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Sabtu (27/9/2025).

Petani sawit saat ini mengelola sekitar 42% kebun sawit nasional, melibatkan lebih dari 2 juta keluarga. Sementara itu, jumlah pekerja yang terlibat bahkan lebih besar, diperkirakan mencapai 16 juta orang. Dua kelompok inilah—petani dan pekerja—yang menjadi penopang utama industri sawit.

BACA JUGA: Bu Nur, Petani Sawit Simalungun yang Suaranya Tembus Brussel hingga London

Namun, isu pekerja anak dan perlindungan bagi perempuan masih menjadi perhatian serius, baik di tingkat nasional maupun global. Pemerintah, organisasi buruh, pasar, hingga LSM terus menyoroti hal tersebut. GAPKI pun aktif mengkampanyekan gerakan Sawit Indonesia Ramah Anak (SIRA) serta Sawit Indonesia Ramah Pekerja Perempuan (SARAMPUAN).

Gerakan ini kini diperluas ke ekosistem petani. Pada gelaran Indonesia Palm Oil Smallholders Conference & Expo (IPOSC) di Pontianak, 24 September 2025, GAPKI menggandeng tujuh organisasi petani yang tergabung dalam Perkumpulan Forum Petani Sawit Jaya Indonesia (POPSI) untuk menandatangani komitmen bersama menerapkan prinsip SIRA dan SARAMPUAN.

Langkah tersebut diharapkan mampu menyatukan pemahaman bahwa keberadaan anak di kebun sawit bukan berarti mempekerjakan mereka, melainkan bagian dari proses edukasi dan regenerasi petani. Hak anak untuk bermain dan bersekolah tetap harus dijamin.

BACA JUGA: APOA, CPOPC, dan Solidaridad Tandatangani MoU Perkuat Kemitraan Sawit Berkelanjutan di Asia Selatan

Bagi pekerja perempuan, komitmen yang sama ditegaskan: tidak ada kekerasan, diskriminasi, maupun eksploitasi. Sebaliknya, peran perempuan didorong lebih aktif, dengan prinsip kesetaraan dan keadilan gener.

Dengan upaya ini, industri sawit Indonesia tak hanya meneguhkan diri sebagai sektor yang berkelanjutan, tetapi juga ramah anak dan perempuan. Sawit diharapkan menjadi lokomotif pembangunan perdesaan sekaligus motor penggerak pembangunan manusia menuju Indonesia Emas. (T2)

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com