InfoSAWIT, JAKARTA – Sejak awal diluncurkan, “SMallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment Program” atau “Inklusi Petani untuk Kesejahteraan & Pemberdayaan yang lebih baik” yang disingkat (SMILE) telah membuat langkah besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani sawit swadaya dengan menjembatani kesenjangan pengetahuan.
Merujuk informasi, kegiatan yang sedang berlangsung pada Fase Pertama (2020-2025) antara lain, pertama, pengembangan dan dukungan yang diperlukan untuk pemenuhan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), kedua, lokakarya dan pelatihan untuk berbagai kelompok petani.
Ketiga, penyelesaian pemetaan poligon untuk kebun sawit petani swadaya, keempat, analisis kesenjangan persyaratan/kriteria sertifikasi RSPO oleh konsultan; dan kelima, melakukan pelatihan kepada para petani mengenai penerapan safety atau keamanan yang sesuai standar di kebun sawit petani swadaya.
BACA JUGA : Momentum Harga Sawit yang Terlewat
Belum lama ini PT Inti Indosawit Subur, unit bisnis di bawah naungan Asian Agri dan Perkumpulan Putra Tunggal Bukit Sangkilan yang beranggotakan 151 petani sawit swadaya di wilayah Maro Sebo Ilir, Provinsi Jambi, menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk membantu petani sawit swadaya dalam meningkatkan produktivitas, sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi penjualan dari minyak sawit bersertifikat.
Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief mengungkapkan, Pemerintah Daerah Batanghari sangat mendukung program Smile yang digagas Apical, Kao, dan Asian Agri. Terlebih, sekitar 60% sumber pendapatan masyarakat di Kabupaten Batanghari adalah dari sawit.
“Karena itu kami selalu mendukung program-program terbaik terkait sawit, terutama karena program Smile ini sejalan dengan kewajiban kami sebagai Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, terutama petani,” katanya dalam keterangan tertulis diterima InfoSAWIT, Selasa (11/1/2022). (T2)