InfoSAWIT, Bengkulu – Para petani sawit swadaya di Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan strategi pembelian tandan buah segar (TBS) produksi petani sawit yang dilakukan oleh sejumlah pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) setempat.
“Sudah beberapa waktu belakangan ini pabrik-pabrik itu buka tutup, buka tutup, begitu seterusnya,” kata Maryanto, petani sawit swadaya setempat.
Kepada InfoSAWIT, Selasa (7/6/2022), anggota Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) ini mengaku bingung dengan sikap dan strategi sejumlah PMKS tersebut.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Bengkulu Periode III Juni 2022 Ditetapkan Tertinggi 2.219,58/kg
Sebab, kata dia, kalau dikatakan PMKS tutup atau berhenti beroperasi sementara waktu seperti yang dimunculkan di berbagai media, nyatanya PMKS-PMKS itu masih menerima sejumlah truk pengangkut TBS.
“Kalau dibilang tutup, nyatanya ada sejumlah truk khusus pengangkut TBS yang bisa masuk ke PMKS-PMKS di Kecamatan Giri Mulya. Kalau dibilang sudah buka, nyatanya kami petani sawit tak bisa jual TBS ke PMKS-PMKS,” kata Maryanto.
Ketidakpastian ini membuat harga TBS produksi petani turun semakin dalam. Kata Maryanto, jika rata-rata harga TBS di PMKS-PMKS saat ini adalah Rp 1.500/kg, maka di tingkat pengepul atau Toke Ram justru makin anjlok menjadi Rp 1.200 – Rp 1.300/kg.
Dari informasi yang ia peroleh, harga TBS di tingkat PMKS di Bengkulu Utara pun tiap hari mengalami penurunan.
Misal harga TBS di PT Sandabi Indah Lestari (SIL) saat ini adalah Rp 1.480/kg. Padahal, kata Maryanto, tiga hari sebelumnya harga TBS di PT SIL masih Rp 1.530/kg. Lalu harga TBS di PT Kencana Katara Kewala (KKK) sejak 4 Juni lalu Rp 1.609/kg dan di PT Bio Nusantara Teknologi Rp 1.530/kg. (T5)