InfoSAWIT, PEKANBARU – Para Petani Sawit sawadaya masih mengeluhkan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang masih rendah, hal ini disampaikan Dewan Penasehat DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), T Rusli Ahmad, kepada Presiden Joko Widodo disela-sela kunjungannya ke Riau.
Kata Rusli, harga TBS sawit Petani sangat memprihatinkan, rerata masih sekitar Rp 1.800 – Rp 2.350/kg, alasannya Permentan yang mengatur tata cara penetapan harga TBS sawit dianggap tidak berpihak kepada petani sawit swadya.
“Utamanya kepada petani sawit swadaya yang jumlahnya 93% sama sekali tidak masuk dalam perlindungan Permentan tersebut. Permentan tersebut hanya mengikat ke Petani bermitra yang tidak lebih dari 7%,” kata Rusli dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Kamis (5/1/2023).
BACA JUGA: Perkara Korupsi Minyak Goreng Dijatuhi Hukuman 1 Hingga 3 Tahun Penjara
Lebih lanjut tutur Rusli yang juga sebagai Ketua PWNU Riau, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) juga sangat memprihatinkan. Dengan masih belum tercapainya target PSR Nasional, dan Riau di tahun 2022 tidak ada capaian untuk PSR, padahal provinsi ini memiliki kebun sawit terluas di Indonesia. “Bukan hanya Riau, program PSR di beberapa Provinsi lainnya juga capaiannya nol persen, ini harus menjadi catatan kepada Presiden, dan mengevaluasi kinerja Kementerian terkait,” kata Rusli.
Sementara Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat ME Manurung menyampaikan, capaian PSR tahun 2022 lalu adalah terendah sepanjang sejarah dan sangat berdampak kepada petani sawit untuk mengikuti program PSR.
BACA JUGA: Pakan Ternak Sapi Perah Berbasis Sawit Dianggap Berbahaya di Selandia Baru
Kata Gulat, utamanya terkait persyaratan yang berhubungan dengan KLHK dan terakhir ditambah adanya persyaratan harus bebas Gambut dari Ditjen Lingkungan Hidup (PPKL), pada akhirnya menjadi kendala utama rendahnya capaian PSR di 2022. (T2)