InfoSAWIT, JAKARTA – Kapasitas dan kompetensi para karyawan kebun menjadi salah satu faktor terdongkrkanya aktivitas perkebunan kelapa sawit dalam mencapai tingkat produkti yang tinggi. Sebab, tanpa fokus dan kompetensi, bakal berdampak pada perawatan kebun yang pada akhirnya berpengaruh pada produksi.
Artikel ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dari pandangan penulis tentang bagaimana merawat pohon kelapa sawit utamanya pada masa kelapa sawit belum menghasilkan. Perawatan pada masa ini ditekankan pada teknik terbaru, proses agronomi dan dampak dari pelatihan personil dan kompetensi individu yang dibangun di lapangan.
Terlebih praktik budidaya yang umum berlaku di sebagian besar perusahaan kelapa sawit, tidak jarang juga ditemukan kekurangan, sehingga pada perkembangannya bisa menyebabkan pertumbuhan pohon sawit terhambat. Kondisi demikian akhirnya berdampak negatif pada hasil produksi kelapa sawit di masa yang akan datang. Menjaga produktivitas merupakan salah satu kegiatan penting supaya keuntungan bisa didapat dalam investasi perkebunan kelapa sawit.
BACA JUGA: Menakar Aspek Non Agronomi dan Agronomi Dalam Mendongkrak Produktivitas Kelapa Sawit
Meningkatnya kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja yang bagus, pula menjadi tantangan yang luar biasa bagi perkebunan kelapa sawit untuk saat ini. Tentu saja guna memperoleh tingkat produktivitas tinggi dengan kondisi minim pekerja, penerapan pola mekanisasi menjadi salah satu solusi. Hanya saja dilakukan dengan proses kerja dan inovasi yang berkelanjutan sampai dimasa yang akan mendatang. Bisa dimaklumi, bila setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda, lantara mereka memiliki strategi masing-masing di tingkat lapangan.
Pembahasan ini akan berdasarkan pada pengalaman penulis selama 40 tahun di bidang Industri perkebunan kelapa sawit, baik di bidang operasional, penasehat kebun, maupun sebagai agronomi di seluruh kebun sawit yang beroperasi di Indonesia dan Malaysia. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, lahan sawit yang tertanam di Indonesia menjadi sangat penting, dimana standar budidaya tidak bisa dikompromikan dalam usaha ekspansi untuk peningkatan produksi minyak kelapa sawit.
Oleh karena itu penting bagi pekebun kelapa sawit untuk selalu fokus pada praktik terbaik dan metode inovatif dalam mengelola area kebun yang belum menghasilkan, cara demikian guna memastikan hasil panen yang optimal dikala masa produktif tiba.
BACA JUGA: Supaya Budidaya Kelapa Sawit Menuai Hasil Selangit Secara Berkelanjutan
Disaat bersamaan, metode mekanisasi pada sektor komoditas perkebunan bisa menjadi pilihan, termasuk untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kendati diakui, metode ini masih jarang dilakukan, walaupun mekanisasi adalah suatu kepastian di masa yang akan datang.
Saat ini kita berada pada masa Industri 4.0 atau Revolusi Industri Keempat, singkat kata teknik mekanisasi dengan cakupan yang lebih besar, sangat relevan untuk Pertanian dan perkebunan.
BACA JUGA: Permentan 3 Tahun 2022, Menjamin Pengelolaan Sawit Petani Sesuai Aturan
Para pekebun (planters), harus mulai membuka prespektif ini untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan perkebunan kelapa sawit ketimbang masih menggunakan perkiraan plot disetiap estate. Banyak yang bisa dibahas kaitannya dalam mengukur hubungan sistem komputasi misalnya, guna mengukur tingkat stress pohon karena kekeringan, banjir sehingga bisa mendapatkan solusi yang tepat melalui pemupukan, penerapan bio pestisida dan irigasi. Pengelolaan ditingkat nursery juga menjadi dasar pengembangan sawit kedepan. (*)
Penulis: Vijay K Menon/Konsultan Perkebunan – VKR Menon Resources