InfoSAWIT, PALEMBANG – Perhelatan acara Talkshow Planters yang digelar Indonesian Planters Society (IPS) yang telah berlangsung di Provinsi Sumatera Selatan membawa banyak cerita mengenai benih unggul, pembibitan dan replanting.
Didirikan pada 2017, IPS berawal dari hanya 22 orang, yang berasal dari Planters kebun dan berkomitmen membentuk organisasi. Wadah IPS sebagai organisasi SDM kebun bertujuan memberikan benefit bagi anggotanya dan membantu negara untuk mendorong kemajuan dunia perkebunan.
Walaupun ada organisasi lain yang sejenis, namun IPS lebih fokus kepada bidang SDM dengan peran aktif pada bidang Plantersnya. “Harapannya akan menjadikan IPS sebagai organisasi global yang mumpuni dalam bidang SDM Planters,” kata Ketua Umum IPS, Jamalul di acara Talkshow Planters, dihadiri InfoSAWIT, Sabtu (4/3/2023) di Palembang.
BACA JUGA: Sertifikasi Keberlanjutan Jadi Kebutuhan Perkebunan Kelapa Sawit
Upaya yang sudah dilakukan, konsolidasi internal dengan anggota lebih dari 1000 orang dan bisa menjadi mitra pemerintah dalam membuat kebijakan perkebunan kelapa sawit guna menghasilkan kebijakan yang baik bagi industrinya.
“Sebagai SDM perkebunan, IPS beranggotakan planters dan memiliki kemampuan juga melobi pemerintah,” ungkap Pria 63 tahun ini.
Program talkshow planters di Sumsel menjadi ajang edukasi pelaku perkebunan termasuk petani guna mengaplikasikan hasil talkshow yang dilakukan.
BACA JUGA: Seminar Nasional Planter Indonesia Ke 2, Resmi Dibuka
“Kami optimis bisa berkolaborasi dengan pemerintah memajukan perkebunan kelapa sawit, ” Ujar Jamalul, yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai Planters.
Rencana kedepan, pada 2023 akan melakukan beberapa talkshow dan membuat lembaga pendidikan, guna melakukan pendidikan Planters, supaya siap bekerja di dunia perkebunan.
“Kita punya SDM planters yang mumpuni, guna mengedukasi generasi muda”, ungkapnya.
BACA JUGA: Kadisbun Sumsel Buka Acara Talkshow Planters, Jadi Ajang Edukasi Bagi Stakeholder Sawit
Model sertifikasi Planters akan dibuat, supaya nilai tambah didapat bila mengikutinya, dibandingkan SDM yang tidak mengikuti. Secara network juga berbeda sehingga memiliki ilmu tambahan dari instruktur berpengalaman puluhan tahun Planters, yang akan memberikan edukasi.
Secara internasional, diharapkan melalui IPS dapat membantu wacana global, seperti harga pasar CPO supaya dapat menjadi referensi harga global.
“Kami berharap Indonesia dan Malaysia dapat menjadi harga referensi CPO global”, tandas Jamalul. (T1)