InfoSAWIT, JAKARTA – Sebelumnya, para ahli mencatat bahwa ganoderma ada di dalam tanah dalam kondisi saprofit dan dapat bertahan dalam waktu lama sampai menemukan inang yang dapat untuk diparasit dan akan berkembang jika menemukan pasangan yang cocok.
Nah, jika dirunut ke belakang maka akan timbul pertanyaan, mengapa penyakit ganoderma baru mulai heboh sejak tahun 2000 an sementara teori mengatakan ganoderma sudah ada di dalam tanah?
Penjelasannya adalah karena sebelum tahun 1995 masih berlaku buka lahan (Land Clearing/LC) dengan cara membakar. Dengan kegiatan membakar tersebut maka Ganoderma dan inokulumnya akan berkurang karena terbakar.
Sejak diberlakukannya pembukaan lahan termasuk replanting dengan metode zero burning (tanpa bakar) maka ganoderma berkembang dan didukung oleh ketersediaan inokulum berupa tunggul kayu dan kondisi pada rumpukan yang kondisinya lebih lembab.
Dengan ketersediaan tunggul kayu sebagai inokulum dan kondisi yang selalu lembab -merujuk penelitian yang dilakukan- serangan ganoderma pada tanah gambut lebih cepat dibanding pada tanah mineral.
Pengamatan perbandingan tingkat serangan pada beberapa jenis tunggul kayu sudah dilaporkan dan hasilnya adalah bahwa tunggul kayu meranti menjadi idola bagi ganoderma sebelum menular ke pokok sawit.
BACA JUGA: Jalan Rusak di Sentra Sawit, Manfaatkan Dana BPDPKS
Hasil pengamatan penulis dan tim di lapangan dengan dibantu oleh teman-teman yang memahami jenis-jenis kayu dan tunggulnya memperkuat teori bahwa ganoderma lebih menyukai tunggul kayu meranti.