InfoSAWIT, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia tercatat akan mengalami penurunan harga mingguan pertamaya dalam empat minggu terakhir, lantaran pasar terus mengalami penurunan pada Jumat (8/9/2023), tertekan oleh melemahnya harga minyak nabati lainnya, serta adanya perkiraan produksi yang lebih tinggi pada Agustus.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menurun RM 46 atau terdapat penurunan sekitar 1,2%, menjadi RM 3.786 (US$ 810,01) per metrik ton pada awal perdagangan, menjadi harga terendah dalam hampir empat minggu terakhir.
Tercatat harga kontrak minyak sawit telah turun 6,3% selama seminggu ini dan telah berada pada penurunan sesi kelima berturut-turut.
BACA JUGA: Kolaborasi Kabupaten Katingan, Petani Sawit Tenera dan NGO Hasilkan STDB 1.500 hektar Lahan Sawit
Dikatakan Senior di Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, bursa berjangka telah mengalami likuidasi besar-besaran minggu ini karena dinamika perdagangan dicekam oleh penurunan minyak nabati lainnya. “Ditambah ada proyeksi peningkatan produksi kelapa sawit pada Agustus dibandingkan melemahnya ekspor menjelang dirilisnya data MPOB,” kata Sathia Varqa.
Sementara, panen kedelai Argentina pada tahun 2023/24 diperkirakan mencapai 50 juta metrik ton, menajdi tertinggi dalam lima tahun terakhir dan naik dari 21 juta ton yang dihasilkan pada musim sebelumnya, karena fenomena cuaca El Nino diperkirakan akan membawa hujan ke wilayah tersebut.
BACA JUGA: Peremajaan Sawit Rakyat di Riau Capai 4.150 hektare, Dari Target 10.550 Ha
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 turun 1,58%, sedangkan kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 turun 1,52%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,56%. (T2)