InfoSAWIT, MUMBAI – Bursa Komoditas dan Derivatif Nasional India (NCDEX) akan segara meluncurkan kontrak berjangka minyak bunga matahari pada 12 November mendatang untuk menyediakan alat lindung nilai bagi importir di tengah harga yang tidak menentu.
Tercatat India adalah importir minyak bunga matahari terbesar di dunia, pasokan minyak bunga matahari India sebanyak 90% dipenuhi melalui impor 2,5 hingga 3 juta metrik ton dari Rusia, Ukraina, Rumania, dan Bulgaria.
Diungkapkan Direktur Pelaksana NCDEX, Arun Raste, impor terus meningkat setiap tahunnya, dan tidak ada cara bagi importir untuk melindungi diri mereka sendiri. “Industri ini sangat membutuhkan minyak bunga matahari berjangka untuk menghadapi volatilitas harga global,” katanya ditulis Reuters.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kalteng Periode Oktober 2023 Turun Rp 24,33/Kg Cek Harganya..
Bursa tersebut awalnya akan meluncurkan kontrak tiga bulanan dengan opsi pengiriman di Chennai di negara bagian selatan Tamil Nadu. Kendati Minyak bunga matahari, yang biasanya memiliki harga lebih tinggi dibandingkan minyak sawit dan minyak kedelai, lebih disukai negara-negara bagian selatan.
Sementara diungkapkan, Presiden Asosiasi Minyak Bunga Matahari Internasional, Sandeep Bajoria, kontrak minyak bunga matahari dapat menarik partisipasi industri dalam jumlah besar karena importir saat ini tidak memiliki pilihan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko minyak nabati lainnya,
India bulan lalu memperpanjang penangguhan perdagangan kontrak derivatif kedelai, minyak kedelai, dan minyak sawit mentah untuk kedua kalinya hingga akhir tahun 2024, seiring dengan upaya importir minyak nabati terbesar di dunia untuk mengendalikan inflasi pangan.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kalbar Periode I-November 2023 Tertinggi Rp 2.307,85/Kg
Negara di Asia Selatan ini memenuhi hampir dua pertiga kebutuhan minyak nabatinya melalui impor, yang menelan biaya sebesar US$ 20,8 miliar pada periode 2022/23 yang berakhir pada tanggal 31 Maret. (T2)