Menko Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa dukungan dari negara-negara yang memiliki pandangan serupa memberikan dorongan bagi Indonesia dan Malaysia untuk terus menentang EUDR.
Selain itu, sebanyak 20 dari 27 Menteri juga menyerukan untuk dilakukan penundaan EUDR, pada Pertemuan Dewan Agriculture Fisheries Council Configuration (AGRIFISH) yang telah diselenggarakan dalam waktu dekat lalu.
“Amerika bipartisan menentang EUDR, jadi EUDR yang diinisiasi oleh Indonesia di kunjungan bersama antara Menko Perekonomian dan PM Malaysia, terus mendapatkan dukungan dari like-minded countries, beberapa waktu lalu baik Republikan maupun Demokrat juga mempertanyakan EUDR. Jadi like-minded countries terinspirasi apa yang dilakukan Indonesia dan Malaysia,” ungkap Menko Airlangga dalam sesi doorstop di Kantor Kemenko Perekonomian, dari keeterangan resmi diterima InfoSAWIT ditulis Kamis (25/04/2024).
BACA JUGA: 120 Petani Sawit di Kabupaten Paser Peroleh Pelatihan dari PT DGL Didukung BPDPKS dan Ditjebun
Kritik terhadap EUDR menyoroti perlunya pendekatan yang lebih terukur dalam mengatasi isu deforestasi dan keberlanjutan. Penundaan implementasi kebijakan ini diyakini akan memberikan waktu bagi negara-negara penghasil komoditas untuk menyiapkan kerangka kerja yang lebih memadai.
Dengan sorotan dari berbagai pihak, termasuk negara-negara mitra dan asosiasi pertanian, diharapkan bahwa UE akan mempertimbangkan ulang kebijakannya dan bekerja sama dengan negara-negara produsen untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah deforestasi. (T2)