InfoSAWIT, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus yang mengesankan pada Maret 2024, menurut laporan yang dirilis Kementerian Perdagangan. Surplus sebesar US$ 4,47 miliar ini tidak hanya menandai kelangsungan tren positif, tetapi juga mencatatkan rekor surplus perdagangan untuk bulan ke-47 berturut-turut sejak Mei 2020.
Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, kenaikan surplus perdagangan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya surplus nonmigas sebesar US$ 6,51 miliar, meskipun terdapat defisit migas sebesar US$ 2,04 miliar. Negara-negara mitra dagang seperti Amerika Serikat, India, Filipina, Jepang, dan Belanda menyumbang sebagian besar dari surplus perdagangan tersebut, dengan total mencapai US$ 4,58 miliar.
“Sementara itu, Singapura, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Korea Selatan menjadi penyumbang defisit perdagangan terbesar, dengan total mencapai US$ 1,56 miliar,” katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT ditulis Kamis (25/4/2024).
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Turun 0,31 Persen Pada Rabu (24/4), Begitupun di Bursa Malaysia
Meskipun dihadapkan pada tantangan global seperti perlambatan perdagangan dan permintaan yang lemah dari negara mitra dagang, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Pada bulan Maret 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 22,43 miliar, meningkat 16,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Meskipun terjadi penurunan 4,19 persen dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, kinerja ini tetap mengesankan mengingat kondisi global yang belum sepenuhnya pulih,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Peningkatan nilai ekspor pada bulan Maret 2024 didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 17,12 persen dan migas sebesar 5,62 persen dibanding bulan sebelumnya. Sektor-sektor utama seperti industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan mengalami pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional seperti emas, minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, dan kakao.
BACA JUGA: Pemprov Kalsel Luncurkan Program Tumpang Sari Sawit – Padi Guna Tingkatkan Ketahanan Pangan
Mendag Zulkifli Hasan juga menyoroti potensi pasar nontradisional sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia. Peningkatan signifikan dalam ekspor ke kawasan seperti Asia Tengah, Karibia, Afrika Barat, dan Eropa Timur menunjukkan bahwa diversifikasi pasar dapat menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi fluktuasi permintaan global.