InfoSAWIT, ROHUL – Sebanyak 81 peserta mengikuti pelatihan teknis budidaya kelapa sawit yang diselenggarakan melalui program pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Elite, Pekanbaru ini, didukung pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tahun anggaran 2023.
Acara pelatihan tersebut resmi dibuka oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi. Hadir pula dalam acara ini Eva Lizarmi SP, Ketua Sekretariat Tim PSDMPKS, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Siak, serta Ketua dan pengurus KUD.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu, CH Agung Nugroho, menyampaikan bahwa pelatihan ini diikuti oleh peserta dari lima kelembagaan, yakni KUD Bangkit Usaha Makmur Desa Bencah Kesuma, Kecamatan Kabun: 33 orang; KUD Bangkit Usaha Makmur Desa Bukit Intan Makmur, Kecamatan Kunto Darussalam: 13 orang; KUD Tujuh Permata Desa Bagan Tujuh, Kecamatan Kunto Darussalam: 6 orang; Forum Petani Sawit Swadaya Semarak Mudo Desa Tandun, Kecamatan Tandun: 2 orang; dan Forum Petani Sawit Swadaya Tayo Barokah Desa Tapung Jaya dan Dayo, Kecamatan Tandun: 27 orang.
BACA JUGA: Menjajaki Keselarasan Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Pertanian Regeneratif
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekebun sehingga hasil produksi tanamannya meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucap Agung dilansir InfoSAWIT dari SegmenNews ditulis Selasa, 14 Mei 2024.
Sebenarnya, Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelapa Sawit (PSDMPKS) di Kabupaten Rokan Hulu baru pertama kali dilaksanakan pada tahun 2023 dengan dana dari BPDPKS. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 722,978 hektar, dengan ±423,160 hektar di antaranya merupakan perkebunan kelapa sawit (Data Luasan Perkebunan Kab. Rokan Hulu-WRI Indonesia).
Jumlah kelompok tani hingga tahun 2021 mencapai sekitar 2.532 kelompok (Data Simluhtan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2021). Perekonomian di Kabupaten Rokan Hulu sangat dipengaruhi oleh kondisi harga TBS (Tandan Buah Segar) dan komoditas perkebunan lainnya.
BACA JUGA: Gunakan Bambu, Petani Anggap Proses Kastrasi Jadi Lebih Efisien
Meskipun memiliki luas areal perkebunan yang signifikan, jumlah produksi yang dihasilkan belum optimal. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh pekebun antara lain, kurangnya permodalan untuk mengolah lahan, kurangnya pengetahuan tentang budidaya teknis kelapa sawit, penggunaan bibit yang tidak bersertifikat resmi dan masih rendahnya daya beli sarana dan prasarana.