InfoSAWIT, JAKARTA – Kelapa sawit memegang peranan penting dalam produksi minyak sawit dunia serta menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Selain berkontribusi melalui perdagangan nasional, sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Hingga saat ini tutupan lahan perkebunan kelapa sawit telah mencapai 16,38 juta ha. Tersebar dari Aceh hingga Papua.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan total produksi lebih dari 56 juta ton dan ekspor mencapai 26,33 juta ton. Pada tahun 2023, nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya mencapai USD28,45 miliar, atau 11,6% dari total ekspor non-migas, serta menyerap hingga 16,2 juta tenaga kerja, termasuk petani kecil.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 1,4 Persen Pada Jumat (17/5), Namun Harga CPO Mingguan Turun Tipis
Pertumbuhan ini menunjukkan betapa besarnya kontribusi kelapa sawit, baik dari perkebunan rakyat maupun perkebunan besar milik swasta, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Selain kuantitas, peningkatan kualitas dan produktivitas kelapa sawit juga menjadi fokus penting ke depan. Untuk itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berperan dalam mengoptimalkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.
BPDPKS adalah unit organisasi non-eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan. BPDPKS dibentuk berdasarkan amanat pasal 93 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, yang bertujuan menghimpun dana dari pelaku usaha perkebunan (CPO Supporting Fund – CFS) untuk mendukung upaya mewujudkan sawit berkelanjutan .
Tujuan dan Program BPDPKS
Tujuan utama BPDPKS mencakup pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, promosi, peremajaan perkebunan, serta peningkatan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk kebutuhan pangan dan hilirisasi industri kelapa sawit.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kalteng Periode I-Mei 2024 Turun Rp 20,28/Kg Cek Harganya..
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR): Program ini membantu petani memperbarui perkebunan kelapa sawit mereka dengan tanaman yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berkualitas tinggi, sekaligus mengurangi risiko pembukaan lahan ilegal.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM): BPDPKS memberikan beasiswa penuh untuk jenjang pendidikan D1 hingga S1. Program ini diharapkan dapat menghasilkan SDM unggul yang inovatif dan berdaya saing, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan produktivitas industri kelapa sawit.