InfoSAWIT, KUTAI TIMUR – Program Sustainable Living Village (SLV) atau Desa Hidup Berkelanjutan resmi diluncurkan di Kutai Timur, Kalimantan. Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara Apical, perusahaan pengolah minyak nabati terkemuka dan eksportir minyak sawit terbesar di Indonesia, Earthworm Foundation, sebuah organisasi nirlaba, dan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Program ini bertujuan untuk mendorong perubahan lingkungan dan sosial yang positif di wilayah tersebut.
SLV adalah inisiatif inklusif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dirancang untuk mendorong penghidupan berkelanjutan melalui kerja sama dengan mitra, masyarakat, dan penduduk desa. Fokus utama program ini meliputi peningkatan penghidupan, perlindungan hutan, transformasi rantai pasokan, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Apical berkomitmen untuk memanfaatkan keahliannya dan memperkuat kerja sama dengan Earthworm Foundation serta pihak lain melalui program lima tahun ini. Program ini akan dilaksanakan di tiga desa di Kutai Timur: Tepian Indah, Tepian Langsat, dan Tepian Makmur, yang merupakan rumah bagi lebih dari 16.200 masyarakat desa. Daerah ini terkenal dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan sejarah penting dalam produksi minyak sawit, yang menjadi tumpuan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat setempat.
BACA JUGA: Bensin Sawit Unila 35 Berhasil Diujicobakan Pada Kendaraan Roda Dua
Program SLV bertujuan untuk membekali petani dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk praktik pertanian berkelanjutan, mengembangkan mata pencaharian alternatif melalui budidaya kakao, dan melindungi lanskap alam dengan menguatkan komitmen para pemangku kepentingan terhadap konservasi dan restorasi hutan.
Komponen utama dari program ini adalah pemberdayaan petani dalam mengadopsi Praktik Pertanian yang Baik dan Praktik Manajemen Terbaik untuk budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Langkah ini akan mendukung petani dalam memperoleh Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), yang penting untuk kepatuhan hukum, akses pendanaan pemerintah, dan mencapai sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Selain itu, petani akan didorong untuk beralih ke pupuk alternatif berbasis non-kimia guna meningkatkan teknik pertanian mereka.
Program SLV juga mencakup pembuatan demplot pertanian kakao untuk membantu mendiversifikasi sumber pendapatan petani. Kakao, sebagai komoditas prioritas di Kutai Timur, terkenal dengan kualitasnya yang tinggi. Selain pelatihan praktik pertanian terbaik, program ini juga akan mendukung akses pasar bagi para petani.
BACA JUGA: Konglomerat Batubara Caplok Perusahaan Sawit di Kalimantan
“Kami sangat antusias memulai perjalanan ini bersama mitra kami untuk membawa perubahan transformatif dan berkelanjutan bagi masyarakat Kutai Timur,” ujar CSR Manager Apical, Agus Wiastono, dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Kamis (5/9/2024). Ia menambahkan bahwa program ini tidak hanya akan memperkuat perekonomian lokal tetapi juga menanamkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.