ITB dan Perhutani Kolaborasi Kembangkan Inovasi Marka Jalan Berbahan Dasar Karet dan Sawit

oleh -1505 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. Istimewa/ Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama dengan Perhutani dan PT Hakaaston, telah mengembangkan inovasi baru dalam uji coba pembuatan marka jalan menggunakan bahan turunan getah pinus (gondorukem) dan produk samping biodiesel sawit (gliserol).

InfoSAWIT, LAMPUNG – Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama dengan Perhutani dan PT Hakaaston, telah mengembangkan inovasi baru dalam uji coba pembuatan marka jalan menggunakan bahan turunan getah pinus (gondorukem) dan produk samping biodiesel sawit (gliserol). Kolaborasi ini, yang diprakarsai oleh Pengelola Tol Terbanggi Besar (Bakter) dan PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (BTB Toll), bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan infrastruktur jalan di Indonesia.

Dilansir InfoSAWIT dari laman resmi ITB, Senin (16/9/2024),Gondorukem yang dihasilkan dari distilasi getah pinus, dan gliserol, yang merupakan produk samping biodiesel kelapa sawit, dipilih karena kualitasnya yang dapat mendukung ketahanan dan keberlangsungan marka jalan. Proyek ini telah dimulai sejak tahun 2022 dengan dukungan dana dari Grant Riset Sawit – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), serta melibatkan Asosiasi Inventor Indonesia di bawah kepemimpinan Prof. Ir. Didiek Goenadi.


Menurut Ade Rintoro dari PT Hakaaston, penggunaan bahan lokal ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), tetapi juga untuk mempromosikan penggunaan bahan ramah lingkungan. “Kami berharap inovasi ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan marka jalan berbasis fosil,” ujarnya.

BACA JUGA: Koalisi Masyarakat Sipil Serahkan Rekomendasi Quick Wins Transisi Energi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Dosen Peneliti dari ITB, Aqsha, Ph.D., menjelaskan bahwa konsep penggunaan gondorukem dan gliserol untuk marka jalan telah diterapkan di luar negeri dan kini sedang dikembangkan secara lokal. Tim peneliti ITB bersama dengan Perhutani dan Hakaaston telah aktif mengembangkan formulasi ini sejak 2022, setelah sebelumnya melakukan uji coba di kampus ITB Jatinangor pada Oktober 2022 dan November 2023.

Dani Setyo Nugroho dari Perum Perhutani menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah ideal karena melibatkan tiga pihak: ITB sebagai lembaga riset, Perhutani sebagai produsen gondorukem, dan PT Hakaaston sebagai pengguna potensial. Diharapkan, keberhasilan proyek ini dapat menghasilkan alternatif marka jalan yang lebih berkualitas dan kompetitif di pasar nasional.

Riadiano Muhammad, Project Manager Tol Bakter, menyambut baik langkah inovatif ini, menyatakan bahwa uji coba ini diharapkan dapat menghasilkan marka jalan yang lebih tahan lama dan sesuai dengan standar kualitas yang diperlukan.

BACA JUGA: Area Konservasi Bumitama Jadi Rumah Baru Owa Kalimantan yang Dilepasliarkan BKSDA

Dengan uji coba yang telah dilakukan pada marka garis tepi sepanjang 1.000 meter di Ruas Tol Bakter, para pihak berharap bahwa inovasi ini dapat segera diterapkan tidak hanya di Tol Bakter tetapi juga di jalan tol lainnya, mendukung pengurangan impor dan meningkatkan kemandirian dalam produksi infrastruktur jalan di Indonesia. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com