InfoSAWIT, GORONTALO – Upaya revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk komoditas kelapa sawit, yang diatur dalam SNI 01-0002-1987, terus dilakukan dengan cepat. Tim dari Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Tanaman Palma mengintensifkan pengumpulan data di lapangan guna menyusun rekomendasi revisi standar tersebut.
Pada 10-12 September 2024 lalu, tim BSIP melakukan kunjungan ke pabrik dan perkebunan kelapa sawit di Kota Bitung dan Provinsi Gorontalo. Kunjungan ini bertujuan untuk berdiskusi dengan berbagai pihak terkait dan mendapatkan masukan guna memperbarui SNI kelapa sawit. Revisi ini dianggap penting untuk memastikan standar tersebut tetap relevan dengan kebutuhan pasar serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi terkini.
“Revisi ini akan memperhatikan kemampuan para petani dan pabrik dalam memenuhi standar mutu inti sawit,” ujar Ketua Tim Kerja Program, Evaluasi, dan Penyebarluasan Hasil Linda Trivana dikutip InfoSAWIT, Senin (16/9/2024). Ia menambahkan bahwa tujuan dari revisi SNI ini adalah agar para pemangku kepentingan yang menggunakan standar tersebut dapat menerapkannya dengan lebih baik.
BACA JUGA: ITB dan Perhutani Kolaborasi Kembangkan Inovasi Marka Jalan Berbahan Dasar Karet dan Sawit
Selain itu, pembaruan standar ini juga mempertimbangkan kelayakan dan relevansi SNI dalam konteks terkini. Hal ini mencakup penyesuaian terhadap inovasi di sektor sawit, serta untuk menjamin kesesuaian standar tersebut dengan permintaan pasar domestik dan global.
Tim BSIP Tanaman Palma yang terlibat dalam pengumpulan data terdiri dari sejumlah pakar, antara lain Dr. Patrik Pasang, selaku Ketua Tim Kerja Layanan Pengujian dan Penilaian Kesesuaian Standar, Ahli Muda PMHP Yulianus Matana, serta anggota lainnya seperti Nugroho Utomo, Marthen Daleda, dan Okta Aulia Noor Maajida.
BACA JUGA: Disbun Kaltim Serahkan Bantuan Bibit Sawit dan Pupuk kepada Petani di Penajam Paser Utara
Melalui kunjungan ini, diharapkan revisi SNI kelapa sawit dapat segera diselesaikan dan diterapkan, sehingga industri sawit Indonesia mampu bersaing di pasar global dengan standar yang lebih sesuai dan modern. (T2)