InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit berjangka Malaysia memulai perdagangan hari ini dengan penurunan setelah reli selama tujuh sesi berturut-turut. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya harga minyak mentah dan penguatan ringgit, yang mengimbangi faktor positif seperti peningkatan permintaan dari India dan kekhawatiran pasokan di pasar.
Dilansir InfoSAWIT dari Reuters, pada awal perdagangan, kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 25 per ton atau terdapat penurunan sekitar 0,6%, menjadi RM 4.127 per metrik ton. Penurunan ini mencerminkan sentimen pasar secara keseluruhan di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Sementara, harga minyak mentah global terus mengalami tren penurunan selama tiga hari berturut-turut, dengan kontrak berjangka Brent untuk pengiriman November turun 0,45% menjadi $71,28 per barel pada pukul 02.45 GMT. Penurunan ini didorong oleh ekspektasi peningkatan pasokan minyak dari Libya dan kelompok negara pengekspor minyak OPEC+ secara lebih luas.
Penguatan nilai mata uang ringgit Malaysia baru-baru ini sebesar 0,29% terhadap dolar AS menambah tekanan pada harga minyak sawit, membuat komoditas ini relatif lebih mahal bagi pembeli asing. Sebaliknya, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian mengalami kenaikan tipis 0,1%, sementara kontrak minyak sawit di Dalian naik 1,06%, menunjukkan pergerakan yang bervariasi di antara minyak nabati.
Ke depan, harga minyak sawit diperkirakan akan menghadapi level support potensial di RM 4.120 per metrik ton, dengan penurunan lebih lanjut jika level ini ditembus, menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao.
BACA JUGA: Produksi CPO Indonesia Juli 2024 Turun 2%, Konsumsi Dalam Negeri Naik
Harga minyak sawit diawasi ketat karena mengikuti pergerakan harga minyak nabati lainnya, mencerminkan dinamika persaingan di pasar minyak nabati global. (T2)