InfoSAWIT, RIO DE JANEIRO – Ketersediaan minyak kedelai yang rendah di pasar Brasil telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, bahkan sebelum situasi pasokan di Argentina memburuk. Minyak kedelai, yang menjadi bahan baku utama produksi biodiesel, semakin sulit didapatkan akibat masalah logistik di Sungai Parana, Argentina, memperparah ketidakseimbangan antara permintaan yang meningkat dan pasokan yang terbatas di pasar.
Harga minyak kedelai untuk ekspor merupakan faktor utama dalam penentuan harga bagi sebagian besar kontrak pasokan antara produsen biodiesel dan distributor di Brasil. Dengan adanya gangguan logistik yang diakibatkan oleh penurunan debit Sungai Parana, masalah ini semakin memperburuk krisis pasokan minyak kedelai.
Menurut data dari Badan Pengatur Hidrokarbon Brasil (ANP), minyak kedelai menyumbang 72,5% dari seluruh bahan baku yang digunakan untuk produksi biodiesel nasional selama delapan bulan pertama tahun 2024. Kenaikan harga minyak kedelai juga berimbas pada kenaikan harga bahan baku lain, seperti lemak sapi, yang menyumbang 6,5% dari bahan baku biodiesel pada periode yang sama.
BACA JUGA: Mahkamah Agung Tolak PK Surya Darmadi, Hukuman 16 Tahun Penjara Tetap Berlaku
Dilansir InfoSAWIT dari Reuters, Minggu (29/9/2024) menghadapi kenaikan biaya bahan baku, pabrik biodiesel di Brasil kini memprioritaskan pengiriman volume yang telah dikontrak untuk periode pasokan September-Oktober, serta pengiriman yang tertunda dari periode dua bulanan sebelumnya. Kondisi ini membatasi ketersediaan volume biodiesel di pasar spot.
Selain itu, lonjakan mendadak harga minyak kedelai di Paranagua telah mengurangi premi pasar domestik dibandingkan dengan pasar ekspor, sehingga produsen lokal lebih tertarik untuk menjual produk mereka ke luar negeri.
BACA JUGA: Pemprov Kalteng Turut Serta Bimtek Optimalisasi Penggunaan Dana Bagi Hasil Perkebunan Sawit
Dengan semakin ketatnya pasokan minyak kedelai dan kenaikan harga bahan baku lainnya, pasar biodiesel Brasil dihadapkan pada tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan domestik, yang semakin mendesak seiring dengan peningkatan mandat pencampuran biodiesel di negara tersebut. (T2)