InfoSAWIT, JAKARTA – Pemerintah Indonesia semakin serius dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional dengan memanfaatkan biodiesel sebagai komponen utama dalam transisi energi. Program mandatori Biodiesel B35, yang mewajibkan pencampuran 35% biodiesel dalam bahan bakar minyak (BBM) solar, menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan ketahanan energi sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor BBM.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato pelantikannya pada Minggu (20/10), menegaskan bahwa swasembada energi menjadi prioritas utama dalam pemerintahannya. “Kita harus swasembada energi, karena kita punya tanaman-tanaman seperti kelapa sawit yang bisa menghasilkan energi untuk kita tidak tergantung pada bangsa lain,” ucapnya. Selain kelapa sawit, Presiden Prabowo juga menyoroti potensi tanaman lain seperti singkong, tebu, dan sagu sebagai sumber energi terbarukan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa arahan Presiden mengenai swasembada energi sudah sangat jelas. “Kemandirian energi adalah tujuan utama, dan biodiesel memainkan peran besar dalam mewujudkan hal ini. Saat ini, kita sudah berhasil mencapai B35, dan uji coba untuk B40 telah selesai,” ungkap Bahlil dikutip InfoSAWIT, Senin (28/10/2024).
Bahlil mengungkapkan rencana pemerintah untuk melangkah lebih jauh dengan mengembangkan campuran B50 dan B60, mengingat pasokan kelapa sawit di Indonesia yang melimpah. Ia menambahkan, “Jika ditanya apakah kapasitas Crude Palm Oil (CPO) kita cukup, jawabannya pasti cukup. Teknologinya yang masih perlu kita uji coba agar ketika diimplementasikan, B50 dan B60 sudah benar-benar siap dan aman digunakan.”
Selain itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menekankan bahwa pemanfaatan biodiesel dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. “Tren kenaikan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil. Saat ini sudah B35, dan ke depan akan meningkat menjadi B40, lalu B50 hingga B60,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (26/10).
Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa realisasi penggunaan biodiesel mencapai 9,3 juta kiloliter pada 2021, naik menjadi 10,45 juta kiloliter pada 2022, dan terus meningkat hingga 12,2 juta kiloliter pada 2023. Dengan mandatori B35 yang dimulai pada Agustus 2023, pemerintah berhasil menghemat devisa negara hingga Rp120,54 triliun. Selain itu, nilai tambah dari konversi CPO menjadi biodiesel menyumbang Rp15,82 triliun dan membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 1,5 juta tenaga kerja, baik di sektor off-farm maupun on-farm.
BACA JUGA: Perisai Prabowo Tegaskan Komitmen Kawal Kebijakan Biodiesel untuk Petani Sawit
Optimalisasi biodiesel ini tidak hanya menjadi langkah strategis dalam mencapai ketahanan energi nasional, tetapi juga menjadi kontribusi penting Indonesia dalam menciptakan ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (T2)