InfoSAWIT, JAKARTA – Ekspor minyak sawit Indonesia mencatat penurunan signifikan pada September 2024, mengindikasikan tekanan yang semakin besar pada pasar global. Laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan total ekspor turun tajam sebesar 21,97%, dari 2,384 juta ton pada Agustus menjadi 1,860 juta ton di bulan September.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, merinci penurunan ekspor berdasarkan jenis produk, dimana unntuk Produk Olahan CPO tercatat turun 17,70%, dari 1,668 juta ton pada Agustus menjadi 1,373 juta ton pada September.
Lantas minyak sawit mentah (CPO) tercatat pula mengalami penurunan drastis sebesar 87,26%, dari 222 ribu ton menjadi hanya 28 ribu ton. Sementara untuk oleokimia, turun lebih moderat sebesar 7,33%, dari 440 ribu ton menjadi 408 ribu ton.
BACA JUGA: Produksi dan Konsumsi CPO September 2024: Tren Menurun Secara Tahunan, Kinerja Bulanan Stabil
Catat Mukti, penurunan ekspor terbesar terjadi di pasar utama seperti, India, turun 220 ribu ton setelah mencatat kenaikan 170 ribu ton pada Agustus. Lantas Pakistan, turun 112 ribu ton setelah kenaikan 62 ribu ton bulan sebelumnya. Serta Timur Tengah, turun 79 ribu ton setelah hanya naik 6 ribu ton di bulan Agustus.
Namun, beberapa negara tujuan mencatat kenaikan, di antaranya, Amerika Serikat, tercatat ekspor naik 80 ribu ton menjadi 231 ribu ton setelah mengalami penurunan 42 ribu ton di bulan sebelumnya. Dan Belanda, ekspor meningkat 35 ribu ton menjadi 155 ribu ton, melanjutkan kenaikan 39 ribu ton di bulan sebelumnya.
Tren Tahun ke Tahun (YoY)
Secara tahunan hingga September 2024, ekspor ke beberapa negara utama mencatat penurunan signifikan, China, turun 37,66% dibandingkan 2023. India, lebih rendah 31,13%. Serta Bangladesh, Mmngalami penurunan drastis sebesar 73,12%.
BACA JUGA: BPDPKS Turunkan Target Pungutan Ekspor Sawit Jadi Rp 24 Triliun di 2024
Namun, beberapa pasar menunjukkan pertumbuhan positif seperti, Uni Eropa tercatat ekspor naik 12,31% dibandingkan tahun lalu. Ekspor ke Pakistan, naik 3,98%, dan ekspor ke Rusia, tumbuh signifikan sebesar 135% dibandingkan 2023.
“Secara keseluruhan, ekspor nasional Januari-September 2024 turun 16,60% dibandingkan periode yang sama pada 2023,” kata Mukti Mukti dalam keterangan resmi dikutip InfoSAWIT, Jumat (222/11/2024).
Penurunan volume ekspor juga berdampak pada nilai ekspor. Pada September 2024, nilai ekspor mencapai 2,183 miliar USD, turun 14,06% dari Agustus yang mencapai 2,450 miliar USD. Secara tahunan hingga September, nilai ekspor sawit mencapai 19,532 miliar USD, turun 15,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 23,046 miliar USD.
BACA JUGA: Kementerian ATR/BPN Komitmen Selesaikan Tumpang Tindih Lahan Sawit dan Kawasan Hutan
Penurunan ekspor yang signifikan, ditambah konsumsi domestik yang turun 3,48% menjadi 1,989 juta ton pada September, menyebabkan kenaikan stok minyak sawit nasional. Stok akhir September 2024 tercatat 3,021 juta ton, naik dari 2,450 juta ton pada akhir Agustus. (T2)