InfoSAWIT, TANAH LAUT – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Tanah Laut meresmikan program tumpang sari padi gogo di lahan perkebunan kelapa sawit, Kamis (26/12). Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendukung upaya swasembada pangan nasional.
Acara pencanangan yang berlangsung di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, ini dihadiri oleh Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, serta perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Laut. Langkah ini menjadi implementasi nyata dari arahan Menteri Pertanian yang mendorong pengembangan padi lahan kering sebagai salah satu solusi strategis ketahanan pangan.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto menekankan pentingnya sinergi antara berbagai sektor dalam mewujudkan swasembada pangan. “Penanaman tumpang sari padi gogo di lahan kelapa sawit adalah langkah positif dalam upaya kita mencapai swasembada pangan. Kami mendukung penuh program ini karena tidak hanya membantu meningkatkan produksi pangan lokal, tetapi juga mendorong keberlanjutan dalam pengelolaan lahan,” ujarnya dikutip InfoSAWIT, Jumat (27/12/2024).
BACA JUGA: Perkumpulan Pemantau Sawit Ajukan Uji Materi UU Pencegahan Perusakan Hutan
Heru juga mengungkapkan peran penting pendampingan dari berbagai instansi, termasuk TNI untuk komoditas padi gogo dan Polri untuk jagung, guna memastikan keberhasilan program ini. Dengan pendekatan kolaboratif, tantangan ketahanan pangan dapat diatasi secara lebih efektif.
Program ini memiliki target besar di tingkat nasional. Dari total target lahan padi gogo seluas 890 ribu hektare, sekitar 535 ribu hektare di antaranya diproyeksikan dapat ditanami secara tumpang sari. Dengan produktivitas rata-rata 2 ton per hektare, langkah ini diperkirakan mampu menyumbang sekitar 640 ribu ton beras.
Selain mendukung ketahanan pangan, program ini juga memberikan manfaat bagi pengelolaan lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan. Intercropping padi gogo tidak hanya meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Pemda Bengkulu Selatan Targetkan Pendataan Kebun Sawit Rakyat di Atas 50 Persen pada 2025
Dengan implementasi program tumpang sari ini, Kalimantan Selatan diharapkan mampu menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan inovasi pertanian yang berorientasi pada keberlanjutan dan ketahanan pangan nasional. (T2)