InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Kenaikan bea masuk impor minyak sawit oleh India menjadi tantangan sementara bagi daya saing ekspor minyak sawit Malaysia. Namun, Kementerian Perladangan dan Komoditi Malaysia menegaskan bahwa sektor ini tetap tangguh dalam menghadapi perubahan kebijakan tersebut.
Kementerian menjelaskan bahwa kenaikan tarif, yang disebut sebagai bea masuk efektif, telah menaikkan pajak untuk minyak sawit mentah (CPO) dari 5,5% menjadi 27,5%, dan untuk minyak sawit olahan dari 13,75% menjadi 35,75%. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatur pasokan dalam negeri India sekaligus melindungi industri pengolahannya.
“Perubahan tarif ini merupakan tantangan sementara yang akan diatasi dengan berbagai strategi untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan ekspor minyak sawit Malaysia,” kata juru bicara kementerian, dikutip InfoSAWIT dari laman MPOC, Minggu (29/12/2024).
BACA JUGA: 150 Ribu Petani Babel, Mayoritas Mengelola Perkebunan Sawit
Meski ada perubahan kebijakan tarif, ekspor minyak sawit Malaysia ke India justru mencatatkan pertumbuhan signifikan. Dari Januari hingga Oktober 2024, volume ekspor meningkat sebesar 16,4% menjadi 2,67 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini mencerminkan permintaan yang stabil dari pasar India, meskipun terdapat hambatan tarif. “Data ini menunjukkan kepercayaan pasar India terhadap kualitas minyak sawit Malaysia, sekaligus pentingnya hubungan perdagangan strategis kedua negara,” tambah kementerian.
Malaysia berencana meningkatkan promosi dan diversifikasi pasar untuk mengurangi dampak kebijakan India. Selain itu, upaya memperkuat standar keberlanjutan, seperti skema Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (MSPO), akan terus dilakukan untuk menarik lebih banyak pembeli internasional.
BACA JUGA: Laju Peremajaan Kelapa Sawit di Malaysia dan Indonesia Masih di Bawah Target
Dalam menghadapi tantangan global, sektor minyak sawit Malaysia tetap menjadi salah satu pilar utama perekonomian negara. Pemerintah optimis bahwa kerja sama dengan negara mitra seperti India dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan solusi yang saling menguntungkan.
Kenaikan tarif ini diharapkan tidak menjadi hambatan jangka panjang, melainkan peluang untuk memperkuat daya saing minyak sawit Malaysia di pasar global. (T2)