Pernyataan Prabowo Tentang Sawit Picu Kontroversi Soal Deforestasi

oleh -2451 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Kebun sawit. Foto: Sawit Fest 2021 / Miftarurrohman

InfoSAWIT, JAKARTA — Pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai pembukaan perkebunan sawit yang dianggap tidak menyebabkan deforestasi karena memiliki daun memicu kritik luas. Ucapan ini dianggap tidak berdasarkan sains, pengetahuan, dan riset yang memadai. Padahal, data resmi pemerintah menunjukkan sebaliknya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rilisnya pada tahun 2022 telah menegaskan bahwa kelapa sawit bukan tanaman hutan. KLHK juga merinci berbagai dampak negatif dari praktik perkebunan sawit yang ekspansif, monokultur, dan tidak sesuai prosedur di kawasan hutan, termasuk masalah hukum, ekologis, hidrologis, dan sosial.


“Pernyataan Presiden Prabowo tidak didukung oleh data dan fakta yang diterbitkan pemerintah sendiri,” kata Manager Kampanye Hutan dan Kebun Eksekutif Nasional WALHI, Uli Arta Siagian, dalam ketereangan resmi dikutip InfoSAWIT, Jumat (3/1/2025).

BACA JUGA: Indonesia Tunda Peluncuran Kebijakan Biodiesel B40, Industri Sawit Menanti Kejelasan

Berdasarkan data KLHK, terdapat sekitar 3,2 juta hektar sawit ilegal dalam kawasan hutan. Angka ini menunjukkan skala besar deforestasi yang telah terjadi akibat ekspansi sawit.

Lebih lanjut, Uli menyoroti dampak lanjutan dari ekspansi sawit skala besar, termasuk polusi, kerusakan sungai, krisis air, banjir, longsor, dan kebakaran hutan. “Kerugian ini ditanggung oleh rakyat dan lingkungan,” tegasnya.

Pernyataan Prabowo yang meminta aparat polisi dan tentara untuk menjaga perkebunan sawit turut menuai kecaman. Pernyataan ini dianggap berisiko melegitimasi pendekatan keamanan dalam penyelesaian konflik agraria.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kaltim Periode II-Desember 2024 Naik Rp 112,83 Per Kg

“Selama ini, aparat keamanan cenderung berpihak kepada perusahaan yang berkonflik agraria dengan masyarakat. Tidak jarang terjadi intimidasi, kekerasan, dan kriminalisasi terhadap masyarakat,” ujar Uli. Ia menambahkan bahwa instruksi tersebut dapat memperburuk situasi konflik agraria dan meningkatkan kasus kekerasan terhadap masyarakat.

Ekspansi perkebunan sawit skala besar diperkirakan akan memperparah konflik agraria, kerusakan lingkungan, bencana ekologis, dan korupsi di sektor sawit. Aktivis dan organisasi lingkungan mendesak pemerintah untuk mengedepankan pendekatan berbasis data dan fakta serta memastikan kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan dan perlindungan masyarakat.

“Pernyataan semacam ini semestinya didasarkan pada riset dan fakta ilmiah, bukan sekadar opini yang berpotensi menyesatkan publik,” tutup Uli. (T2)

InfoSAWIT

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com