InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit diperkirakan akan bergerak di kisaran RM4.250 hingga RM4.550 per ton selama kuartal pertama 2025, menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Council/MPOC).
Ekspor minyak sawit Malaysia diprediksi menurun secara musiman pada Januari dan Februari, terutama akibat penurunan produksi yang dipengaruhi musim monsun dan libur nasional.
“Kami memperkirakan harga akan menguat setelah Maret, didorong oleh pasokan minyak bunga matahari yang semakin ketat dari wilayah Laut Hitam dan permintaan yang terus meningkat dari pasar utama,” ujar MPOC dilansir InfoSAWIT dari News Straits Times, Sabtu (25/1/2025).
BACA JUGA: Ford RMA Indonesia Luncurkan Pick-up Double Cabin Tangguh Untuk Segala Kebutuhan Bisnis
Pada Desember 2024, produksi minyak sawit turun 8,3 persen secara bulanan (MoM) dan 4,2 persen secara tahunan (YoY). Ekspor juga menurun 9,9 persen MoM dan 1,4 persen YoY menjadi 1,34 juta ton.
Meski demikian, MPOC mencatat volume ekspor tersebut masih sejalan dengan angka pada tahun 2018, 2019, dan 2023, yang berkisar antara 1,3-1,4 juta ton, meskipun minyak sawit diperdagangkan dengan premi sebesar US$200 per ton dibandingkan minyak kedelai.
Stok minyak sawit pada akhir tahun lalu juga mengalami penurunan tajam menjadi 1,71 juta ton akibat konsumsi domestik dan ekspor yang melampaui produksi.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 24-30 Januari 2025 Turun Rp 39,72/Kg
“Permintaan diperkirakan tetap tinggi selama perayaan Tahun Baru Imlek dan Ramadan, yang berpotensi mengimbangi kendala pasokan,” tambah MPOC.
Pada 2025, produksi minyak sawit Malaysia diproyeksikan stabil di angka 19,5 juta ton, sementara produksi Indonesia diperkirakan meningkat dua juta ton menjadi 48 juta ton.