InfoSAWIT, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rino Afrino, mengemukakan pentingnya pembentukan badan baru untuk mengoptimalkan tata kelola industri kelapa sawit. Dalam diskusi teknis dengan pihak pemerintah selama dua pekan terakhir, ia menegaskan bahwa lembaga ini dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi sektor sawit, khususnya terkait produktivitas dan penerimaan negara.
“Pembentukan badan ini bukan sekadar mengikuti aturan, tetapi lebih pada bagaimana badan ini dapat menggandakan penerimaan negara. Bahkan, potensinya disebut dapat meningkat hingga dua hingga tiga kali lipat dibandingkan kondisi saat ini,” ujar Rino dalam sebuah diskusi di Jakarta dihadiri InfoSAWIT, akhir Desember 2024.
Rino menyoroti perlunya penguatan kelembagaan untuk memastikan peningkatan penerimaan negara dan optimalisasi produktivitas petani. Ia menekankan bahwa keberadaan badan tersebut akan memberikan otoritas yang kuat untuk menyelesaikan berbagai hambatan di sektor sawit, mulai dari tata kelola hingga evaluasi regulasi yang masih belum efektif di lapangan.
BACA JUGA: InfoSAWIT Berbagi Keberkahan Ramadan dengan Bingkisan Lebaran 2025
“Satgas Sawit yang ada saat ini sudah bekerja 24 jam, tetapi kita membutuhkan sesuatu yang lebih permanen dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan program secara konsisten. Naskah akademik sebagai dasar pembentukan badan ini tengah disusun untuk memberikan kejelasan arah dan tujuan,” tambah Rino.
Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah produktivitas tanaman sawit rakyat. Rino menilai bahwa hingga kini belum ada kebijakan konkret yang menjawab tantangan peningkatan produktivitas petani.
“Kita perlu jurus jitu untuk meningkatkan produktivitas petani. Saat ini, usia tanaman sawit semakin tua, dan banyak yang harus diremajakan. Tahun 2025 menjadi momentum krusial untuk pemerintah mengambil keputusan tepat terkait kelembagaan, tata kelola, dan evaluasi regulasi sawit,” tegasnya.
BACA JUGA: Johan Sukardi Pimpin KAINSTIPER, Fokus pada Keberlanjutan Pertanian dan Perkebunan
Selain itu, Rino juga menyoroti pentingnya memperkuat hilirisasi sawit melalui lembaga baru tersebut. Ia berharap keberadaan badan ini dapat mempercepat eksekusi program hilirisasi, sehingga manfaat ekonomi sawit dapat dirasakan lebih luas, baik di tingkat petani maupun skala nasional.
“Selama ini, banyak kebijakan yang tidak sesuai antara regulasi dengan kondisi lapangan. Dengan adanya lembaga baru, kita bisa lebih cepat menyelesaikan hambatan dan memastikan sawit tidak lagi dilihat sebagai industri yang merugikan,” tutup Rino.
Pembentukan badan baru ini diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam tata kelola industri sawit, menjawab tantangan keberlanjutan, dan memastikan sektor ini tetap menjadi andalan perekonomian Indonesia di masa depan. (T2)