InfoSAWIT, SAMARINDA — Penyaluran kredit di Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat tren positif pada triwulan IV 2024, dengan sektor pertanian muncul sebagai motor utama pertumbuhan. Di tengah perlambatan sektor pertambangan dan industri, kredit pertanian justru melonjak tajam berkat masa panen raya kelapa sawit.
Bank Indonesia Perwakilan Kaltim dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa kredit sektor pertanian tumbuh 2,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), berbalik dari kontraksi 3,08 persen pada triwulan sebelumnya.
“Sektor pertanian, khususnya kelapa sawit, menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di Kaltim,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto dikutip InfoSAWIT dari Kaltim Pos, Senin (7/4/2025). Menurutnya, lonjakan ini didorong oleh tingginya produksi sawit yang mencapai puncaknya pada periode tersebut.
Sebaliknya, dua sektor besar lainnya yakni pertambangan dan industri mengalami kontraksi masing-masing 9,36 persen dan 3,50 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan melemahnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kedua sektor tersebut.
BACA JUGA: Pemerintah Malaysia Alokasikan Dana RM10 Juta Guna Perbaiki Persepsi Sawit di Uni Eropa
Meski mengalami kontraksi, sektor pertambangan masih menyumbang porsi besar terhadap total kredit di Kaltim, yakni mencapai 21,53 persen. “Sektor pertambangan dan industri masih menjadi penyumbang utama kredit, namun pertumbuhannya melambat,” jelas Budi.
Dari sisi risiko, kualitas kredit di Kaltim secara keseluruhan tetap terjaga baik. Tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada sektor pertanian sangat rendah, hanya 0,10 persen. Sektor pertambangan dan industri pengolahan masing-masing mencatat NPL 0,42 persen dan 0,14 persen.
“Sektor konstruksi juga menunjukkan kualitas kredit yang sehat, dengan NPL sebesar 2,89 persen, masih jauh di bawah ambang batas 5 persen,” tambahnya.
BACA JUGA: Sertifikasi Yurisdiksi Jadi Solusi Hemat Biaya Bagi Petani Sawit
Dengan membaiknya iklim ekonomi global dan nasional, BI Kaltim memperkirakan tren positif kredit akan terus berlanjut pada triwulan berikutnya. Namun, perlambatan sektor pertambangan dan industri perlu menjadi perhatian serius mengingat kontribusi besar keduanya terhadap struktur ekonomi Kaltim.
Perkembangan ini sekaligus menandai potensi sektor pertanian sebagai penopang ekonomi daerah yang semakin relevan, khususnya di tengah fluktuasi sektor-sektor ekstraktif seperti pertambangan. (T2)