InfoSAWIT, JAKARTA — Industri kelapa sawit nasional mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2025. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Hadi Soegeng, mengungkapkan bahwa produksi minyak sawit hingga Agustus 2025 mencapai 39,04 juta ton, atau tumbuh 13,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Menurut Hadi, lonjakan produksi ini tak lepas dari kondisi cuaca yang relatif mendukung sejak 2024 hingga 2025. “Faktor iklim berperan besar terhadap peningkatan hasil panen, sehingga outlook produksi sawit tahun ini diperkirakan tumbuh minimal 10%,” ujarnya dalam konferensi pers GAPKI di hadiri InfoSAWIT, pada Selasa (28/10/2025), di Jakarta.
Dari sisi perdagangan, ekspor minyak sawit Indonesia juga menunjukkan tren positif. Data GAPKI mencatat, ekspor tahun ke tahun (YoY) per Agustus 2025 naik 15,3% dibandingkan 2024. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan volume produksi, serta perubahan harga minyak nabati global yang membuat sawit kembali kompetitif.
BACA JUGA: PTPN III Dorong Transformasi Bisnis Perkebunan dari Product-Centric ke Customer-Centric
“Tahun lalu, harga CPO lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain, sehingga sebagian konsumen beralih. Namun pada 2025, selisih harga atau premium CPO terhadap minyak nabati lain menurun sejak Januari dan bahkan sempat negatif pada April hingga Juni,” jelas Hadi.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa keberlanjutan industri kelapa sawit tidak hanya ditentukan oleh harga jual di pasar global, tetapi juga oleh efisiensi biaya produksi. “Upaya meningkatkan produktivitas dan menekan biaya harus menjadi fokus berkelanjutan bagi seluruh pelaku industri,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, GAPKI terus mendorong peningkatan efisiensi melalui berbagai inovasi. Langkah-langkah yang ditempuh antara lain pengembangan sumber daya genetik (SDG) unggul, pemanfaatan serangga penyerbuk dari Tanzania, penerapan Best Agricultural Practices (BAP), serta percepatan otomasi, digitalisasi, dan mekanisasi di sektor hulu perkebunan.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Swadaya Riau Periode 29 Oktober – 4 November 2025 Cenderung Stagnan
“Dengan kombinasi teknologi dan praktik budidaya terbaik, kita optimistis daya saing sawit Indonesia akan semakin kuat di pasar global,” tutup Hadi. (T2)
