InfoSAWIT, LHOKSEUMAWE – Pelabuhan Umum Krueng Geukeuh di Aceh Utara kini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam kegiatan ekspor-impor dengan suksesnya pengiriman cangkang sawit ke Kota Hokaido, Jepang. General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Lhokseumawe, Joni Hutama mengungkapkan, bahwa pelabuhan ini telah menjadi pusat kegiatan ekspor dengan adanya delapan kapal yang telah mengangkut cangkang sawit sejak bulan Januari.
Lebih lanjut tutur Joni Hutama, kapal yang terlibat dalam kegiatan ekspor ini adalah Kapal MV. Sun Brave Singapore, berbendera asing, dengan panjang 127 meter dan bobot 9.976 GT. Hingga saat ini, setiap kapal memiliki muatan rata-rata sebesar 11 ribu ton cangkang sawit yang dihasilkan oleh sekitar 60 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Provinsi Aceh. Proses ekspor dilakukan tanpa adanya transit, mempercepat distribusi dan memastikan keberlanjutan pasokan.
“Cangkang sawit yang diekspor dari Aceh ini nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Jepang. Dengan memiliki sekitar 60 Pabrik Kelapa Sawit, Aceh memiliki potensi besar untuk memasok kebutuhan tersebut,” ungkap Joni Hutama saat konferensi pers pada Kamis lalu.
BACA JUGA: Stok Minyak Sawit Malaysia Melambung Tertingi Dalam 4 Tahun Terakhir
Pihak yang bertanggung jawab atas ekspor cangkang sawit ini adalah PT Biomas Andalan Indonesia Kharisma (BAIK), yang mengumpulkan bahan baku dari PKS yang tersebar di Provinsi Aceh. Joni Hutama juga mengajak para pengusaha Aceh yang memiliki barang ekspor untuk memanfaatkan Pelabuhan Krueng Geukeuh sebagai jalur ekspor yang efisien.
“Kami berharap para pengusaha di Aceh dapat memanfaatkan peluang ini untuk melakukan ekspor melalui Pelabuhan Krueng Geukeuh. Fasilitas pelabuhan sudah siap dengan segala sarana dan prasarana pendukung. Kami siap melayani investor dan kegiatan ekspor-impor dengan kondisi pelabuhan yang sudah siap semuanya,” ungkapnya dikutip dari laman resmi Pemprov Aceh.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 10-16 November 2023 Naik Rp 23,05/kg, Cek Harganya..
Tercatat, pelabuhan Krueng Geukeuh, dengan dermaga sepanjang 268 meter dan kedalaman 10 meter, memiliki peran penting sebagai pelabuhan pengumpan atau feeder port kepada Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara. Dengan sejarahnya yang bermula sejak abad ke-7, pelabuhan ini telah menjadi bagian vital dalam perdagangan di kawasan Selat Malaka, memperkuat posisinya sebagai salah satu pelabuhan strategis di Indonesia. (T2)