InfoSAWIT, BANDUNG – Peningkatan produktivitas menjadi isu lawas yang masih belum terselesaikan, sebab itu dibutuhkan upaya dalam mengatasinya. Salah satu yang dianggap mampu mengatasi isu tersebut ialah melalui kegiatan riset.
Terdapat YIELD GAP antara actual yield dengan attainable yield di perkebunan besar dan perkebunan rakyat yang di atas 30%, dimana masalah utama ditengarai adanya penggunaan bibit yang tidak unggul maupun pengelolaan kebun kurang standar. “Oleh karena itu tantangan terbesar adalah how to close the gap khususnya pada pekebun rakyat / smallholders,” kata Wakil Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Riza Arief Putranto.
Seperti diketahui tantangan pengembangan perkebunan rakyat diantaranya masih panjangnya rantai pasar, produktivitas rendah, pendapatan lebih rendah , dan pengetahuan tentang pengelolaan dan budidaya kebun masih terbatas.
BACA JUGA: De-Asidifikasi Minyak Kelapa Sawit (CPO) Dengan Pelarut
Di sisi lain, rendahnya pendapatan pekebun dikarenakan kepemilikan skala ekonomi yang kurang menyebabkan pekebun mencari pendapatan sampingan sehingga tidak fokus berkebun sawit, keterbatasan modal untuk peningkatan Sarana Produksi Pertanian (saprotan) juga menjadi isu di perkebunan rakyat, serta rawan konflik kepemilikan lahan di beberapa wilayah, dan sulitnya memperoleh sertifikasi (ex. ISPO, RSPO).
Diakui atau tidak riset bisa menjadi peluang dan menjawab tantangan industri kelapa sawit, namun demikian sayangnya riset kelapa sawit juga menghadapi tantangan, semisal adanya kendala akses networking serta capaian tingkat kesiapan teknologi yang masih belum memenuhi ekspektasi dunia industri.
Kemudian, kualitas, manfaat serta orisinalitas ide riset yang cenderung masih belum maksimal, riset serta pengembangan hilirisasi sawit masih berada di tingkat intermediate, peneliti belum banyak yang memahami kebutuhan pasar sehingga hasil riset belum dapat menjawab tantangan pasar.
BACA JUGA: Direktur Poltek Kelapa Sawit CWE, Nugroho Kristono: Kami Siap Memenuhi Kebutuhan SDM Sawit
Termasuk masih adanya ketimpangan pengembangan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan. Kelemahan dalam penelitian dan pengembangan di kalangan pekebun sawit rakyat dan penelitian dan pengembangan yang berorientasi kepada pemakaian oleh kalangan pekebun sawit rakyat.
“Sebab itu butuh penguatan riset yang dapat menjawab tantangan dan sesuai dengan kebutuhan stakeholders kelapa sawit,” katanya dalam Focus Group Discussion Sharing Session “Kebijakan Industri Kelapa Sawit Nasional” pada awal Maret 2024 di Bandung dihadiri InfoSAWIT. (T2)