InfoSAWIT, JAKARTA – Pengalaman berpuluh tahun di industry kelapa sawit dibawanya untuk mengembangkan sektor pertanian padi. Awalnya memang tidak mudah, namun hampir 7 tahun Saronto Soebagio dipercaya Wilmar untuk mengurus sektor bisnis padi yang kini nampak mulai bertumbuh.
Tidak terasa dua dekade lebih ia habiskan di industri kelapa sawit dan turunan produk kelapa sawit, sebelum akhirnya dipercaya untuk mengemban tugas baru, membangun sektor pertanian padi di Wilmar Padi Indonesia (WPI). Tugas yang awalnya tidak mudah, tetapi baginya, setiap tantangan adalah peluang untuk berbuat lebih baik.
“Saya melihat bagaimana para petani mitra yaitu plasma di sektor sawit bisa naik kelas. Mereka sejahtera karena dari awal Wilmar mendorong penggunaan bibit unggul, memastikan mereka mendapatkan pupuk berkualitas, serta menjamin hasil panen mereka dibeli dengan harga yang baik. Kesuksesan di sektor sawit ini yang ingin saya tiru di pertanian dan industri padi,” kenang Saronto mengawali pembicaraan dengan InfoSAWIT belum lama ini di Jakarta.
BACA JUGA: Produktivitas Jadi Kunci Masa Depan Sawit Indonesia, Bukan Pembukaan Lahan Baru
Tahun 2018, ketika Wilmar memutuskan untuk terjun ke bisnis beras, Saronto berada di garda terdepan. Namun, berbeda dengan sawit, membangun kemitraan dengan petani padi memiliki tantangan tersendiri. Keragaman varietas padi yang begitu banyak, pola tanam yang masih tradisional, serta minimnya pemahaman petani tentang kualitas hasil panen menjadi hambatan utama.
“Di sawit, varietasnya sudah jelas. Tetapi di padi, petani bisa gonta-ganti varietas setiap musim, tergantung harga di pasaran. Kalau harga ketan naik, mereka tanam ketan. Kalau harga turun, pindah ke varietas lain. Ini membuat stabilitas pasokan sulit dijaga,” ujar Saronto.
Meyakinkan petani pun bukan perkara mudah. Banyak dari mereka adalah penggarap, bukan pemilik lahan, sehingga komitmen terhadap inovasi lebih sulit dibangun. Ditambah lagi, faktor kebiasaan turun-temurun yang membuat mereka enggan mencoba hal baru.
BACA JUGA: Putusan WTO dan Momen Penguatan Standar Sawit Berkelanjutan
“Ada petani yang bilang, ‘Dari kakek saya begini, ya sudah begini saja.’ Padahal, kalau ada teknologi baru yang bisa meningkatkan hasil, kenapa tidak dicoba?” kata Saronto, mengingat berbagai pendekatan yang ia lakukan bersama tim Wilmar Padi Indonesia. (T2)