Saronto Soebagio, Bermula Sawit Lantas ke Padi

oleh -9684 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/Saronto Soebagio, Direktur Utama Wilmar Padi Indonesia (WPI)

InfoSAWIT, JAKARTA – Pengalaman berpuluh tahun di industry  kelapa sawit dibawanya untuk mengembangkan sektor pertanian padi. Awalnya memang tidak mudah, namun hampir 7 tahun Saronto Soebagio dipercaya Wilmar untuk mengurus sektor bisnis padi yang kini nampak mulai bertumbuh.

Tidak terasa dua dekade lebih ia habiskan di industri kelapa sawit dan turunan produk kelapa sawit, sebelum akhirnya dipercaya untuk mengemban tugas baru, membangun sektor pertanian padi di Wilmar Padi Indonesia (WPI). Tugas yang awalnya tidak mudah, tetapi baginya, setiap tantangan adalah peluang untuk berbuat lebih baik.

“Saya melihat bagaimana para petani mitra yaitu plasma  di sektor sawit bisa naik kelas. Mereka sejahtera karena dari awal  Wilmar  mendorong penggunaan bibit unggul, memastikan mereka mendapatkan pupuk berkualitas, serta menjamin hasil panen mereka dibeli dengan harga yang baik. Kesuksesan di sektor sawit  ini  yang ingin saya tiru di pertanian dan industri padi,” kenang Saronto mengawali pembicaraan dengan InfoSAWIT belum lama ini di Jakarta.

BACA JUGA: Produktivitas Jadi Kunci Masa Depan Sawit Indonesia, Bukan Pembukaan Lahan Baru

Tahun 2018, ketika Wilmar memutuskan untuk terjun ke bisnis beras, Saronto berada di garda terdepan. Namun, berbeda dengan sawit, membangun kemitraan dengan petani padi memiliki tantangan tersendiri. Keragaman varietas padi yang begitu banyak, pola tanam yang masih tradisional, serta minimnya pemahaman petani tentang kualitas hasil panen menjadi hambatan utama.

“Di sawit, varietasnya sudah jelas. Tetapi di padi, petani bisa gonta-ganti varietas setiap musim, tergantung harga di pasaran. Kalau harga ketan naik, mereka tanam ketan. Kalau harga turun, pindah ke varietas lain. Ini membuat stabilitas pasokan sulit dijaga,” ujar Saronto.

Meyakinkan petani pun bukan perkara mudah. Banyak dari mereka adalah penggarap, bukan pemilik lahan, sehingga komitmen terhadap inovasi lebih sulit dibangun. Ditambah lagi, faktor kebiasaan turun-temurun yang membuat mereka enggan mencoba hal baru.

BACA JUGA: Putusan WTO dan Momen Penguatan Standar Sawit Berkelanjutan

“Ada petani yang bilang, ‘Dari kakek saya begini, ya sudah begini saja.’ Padahal, kalau ada teknologi baru yang bisa meningkatkan hasil, kenapa tidak dicoba?” kata Saronto, mengingat berbagai pendekatan yang ia lakukan bersama tim Wilmar Padi Indonesia. (T2)

Lebih lengkap baca Majalaj InfoSAWIT Edisi Maret 2025

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com