Produktivitas Jadi Kunci Masa Depan Sawit Indonesia, Bukan Pembukaan Lahan Baru

oleh -5779 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/ Wakil Ketua Penyelenggara ICOPE sekaligus sebagai Head of Operations Sustainability di Sinarmas Agribusiness and Food, Haskarlianus Pasang.

InfoSAWIT, JAKARTA — Di tengah tekanan global untuk menekan deforestasi dan menjaga keberlanjutan lingkungan, industri sawit Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang besar. Haskarlianus Pasang, Head of Operations Sustainability di Sinarmas Agribusiness and Food, menegaskan bahwa masa depan sawit Indonesia tidak bergantung pada pembukaan lahan baru, melainkan pada peningkatan produktivitas.

“Indonesia memiliki 6 juta hektare lahan sawit milik petani. Jika rata-rata produktivitas mencapai 3 ton CPO per hektare per tahun, maka akan ada tambahan sekitar 18 juta ton Crude Palm Oil (CPO). Namun potensinya jauh lebih besar,” ujar Haskarlianus kepada InfoSAWIT belum lama ini. Ia juga menambahkan, jika produktivitas petani bisa ditingkatkan menjadi 6 ton per hektare per tahun, hasilnya bisa melonjak hingga 36 juta ton — tanpa menambah luas lahan.

Meskipun demikian, tantangan utama terletak pada kualitas lahan. Banyak kebun sawit rakyat berada di lahan dengan tingkat kesesuaian rendah (kelas S3 dan S4). Sementara lahan yang sangat sesuai (S1 dan S2), seperti di Riau, kini sudah hampir seluruhnya digunakan.

BACA JUGA: ICOPE ke-7 Sukses Digelar,  Kolaborasi Tiga Pilar Jadi Kunci Wujudkan Sawit Berkelanjutan

Dalam kondisi seperti ini, Haskarlianus menilai peran pemerintah sangat vital. “Pemerintah harus hadir melalui penyediaan bibit unggul, pupuk berkualitas, serta infrastruktur pendukung rantai pasok,” tegasnya. Ia juga menyinggung pentingnya perawatan tanaman dan peningkatan kapasitas petani melalui pendidikan dan pelatihan.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa petani sawit bukan hanya membutuhkan teknologi, tetapi juga perhatian terhadap kesehatan mereka. “Petani yang sehat akan lebih produktif dalam mengelola kebunnya,” katanya.

Menurutnya, upaya keberlanjutan sawit tidak bisa berhenti pada slogan. Indonesia harus mengedepankan pengelolaan lahan yang ada secara optimal, menghindari ekspansi ke kawasan hutan, dan terus berinvestasi dalam riset bibit unggul yang sesuai dengan kondisi lokal.

BACA JUGA: ICOPE 2025 Menguak Tumpang Sari Kopi dan Sawit, Ternyata Dimungkinkan

Ia juga menyerukan agar pemerintah mengambil peran lebih aktif dalam mendorong transformasi industri sawit menjadi lebih berkelanjutan. “Kebijakan yang berpihak pada petani kecil, insentif yang tepat, serta dukungan infrastruktur adalah kunci,” tutup Haskarlianus.

Dengan sinergi antara pemerintah, swasta, dan petani, Indonesia diyakini mampu meningkatkan produktivitas sawit secara signifikan tanpa harus mengorbankan lingkungan. Sawit tidak hanya menyangkut ekonomi nasional, tetapi juga keberlanjutan bagi generasi mendatang. (T2)

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com