InfoSAWIT, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa implementasi biodiesel 40% atau B40 akan dimulai pada tahun 2025. Pemerintah telah melakukan beberapa tahap uji coba untuk memastikan kesiapan implementasi B40. B40 adalah biodiesel yang mengandung fatty acid methyl ester (FAME) dari minyak kelapa sawit sebesar 40% dalam komposisi bahan bakar minyak (BBM) solar.
“Iya, implementasi B40 tahun 2025. Tunggu saja pelaksanaannya,” ujar Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/7). Arifin menyatakan bahwa implementasi B40 hanya tinggal menunggu waktu pelaksanaannya, mengingat beberapa tahap penting telah dilaksanakan. Tahapan tersebut mencakup kesiapan bahan pendukung, pendanaan, dan uji coba produk.
Implementasi B40 ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung ketahanan energi, tetapi juga berpotensi mengurangi emisi hingga 40%. Selain itu, Kementerian ESDM juga berupaya mengurangi emisi dari kendaraan yang menggunakan BBM dengan kandungan sulfur tinggi. “Kami mencari bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur. Saat ini, kandungan sulfur masih sekitar 500 BPM. Standar EURO 5 harus di bawah 50 BPM,” tambah Arifin dikutip InfoSAWIT dari Katadata ditulis Senin, (15/7/2024).
BACA JUGA:
Sebelumnya, Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) Lemigas Kementerian ESDM telah memulai uji coba penggunaan biodiesel B40 pada mesin genset gedung dan kendaraan berat industri. Pengujian ini difokuskan pada startability, yakni kemampuan mesin genset untuk dinyalakan menggunakan bahan bakar B40 yang merupakan campuran solar dengan 40% biodiesel.
“Kementerian ESDM melalui Lemigas sebagai pelaksana pengujian melakukan uji bahan bakar B40 pada mesin genset dan kendaraan berat industri,” kata Kepala Lemigas, Mustafid Gunawan di Jakarta, Selasa (21/5).
Pada tahun 2022, Kementerian ESDM telah melaksanakan uji jalan B40 pada 12 kendaraan roda empat, enam di antaranya merupakan kendaraan dengan berat di bawah 3,5 ton. Uji ini memiliki target jarak tempuh harian 560 kilometer dari total target 50.000 kilometer. Uji startability mesin genset dibuka oleh Kepala Balai LEMIGAS yang diwakili Koordinator Kelompok Pengujian Aplikasi Produk LEMIGAS, Cahyo Widodo, dan dihadiri perwakilan Ditjen EBTKE, Aprobi, BPDPKS, Ditjen Migas, PT PLN (Persero), PT PLN Puslitbang, dan BRIN. (T2)