InfoSAWIT, JAKARTA – Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Selain berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi, perkebunan kelapa sawit juga membuka lapangan pekerjaan yang luas, terutama bagi masyarakat di sekitar sentra perkebunan di berbagai pelosok daerah di Indonesia.
Namun, pesatnya pengembangan kelapa sawit telah mengakibatkan ketersediaan lahan kelas 1 (S-1) semakin terbatas. Akibatnya, pengembangan perkebunan mulai mengarah pada lahan-lahan marginal yang tentunya memiliki berbagai faktor pembatas. Jika tidak dikelola dengan benar, hasil produksi bisa menurun.
Untuk mengatasi hal ini, penerapan intensifikasi melalui Best Management Practices (BMP) dilakukan oleh para pelaku perkebunan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan hasil produksi meskipun di lahan marginal. Lahan marginal memerlukan tindakan pengelolaan yang tepat agar kelapa sawit dapat berproduktivitas baik dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
BACA JUGA:
Buku berjudul “Budidaya Kelapa Sawit: Hasil Selangit Secara Berkelanjutan” bisa menjadi referensi yang tepat bagi siapa saja yang ingin mengetahui proses budidaya kelapa sawit yang baik. Buku ini ditulis oleh para praktisi berpengalaman dalam pembukaan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit, sehingga praktik budidaya yang disajikan dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit secara berkelanjutan.
Buku setebal 118 halaman ini mengupas tentang pengelolaan kebun sawit yang optimal di lahan marginal seperti spodosol, gambut, dan pasir, serta penerapan BMP. (T2)
Lebih lengkap baca Info BUKU pada Majalah InfoSAWIT Edisi Juli 2024