InfoSAWIT, JAKARTA – Indonesia, sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, kembali menegaskan komitmennya terhadap energi terbarukan dengan mengalokasikan 15,62 juta kiloliter biodiesel berbasis kelapa sawit untuk campuran solar pada tahun 2025. Informasi ini disampaikan oleh Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dikutip InfoSAWIT dari Bloomberg, Senin (30/12/2024).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat implementasi program B40, yakni kebijakan pencampuran 40% biodiesel dalam solar, yang dijadwalkan mulai berjalan penuh pada tahun depan. Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang dalam tahap akhir untuk memutuskan alokasi biodiesel tersebut.
“Kami sedang menyelesaikan keputusan tentang alokasi biodiesel untuk program B40 tahun depan,” kata Eniya.
BACA JUGA: Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat di Mukomuko Seluas 906 Hektare pada 2024
Program B40 tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, tetapi juga mendukung target pengurangan emisi karbon Indonesia. Sebagai negara yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit luas, biodiesel menjadi pilihan strategis untuk mendiversifikasi energi sekaligus memanfaatkan sumber daya domestik.
Menurut data, implementasi kebijakan ini diperkirakan akan menyerap lebih banyak produksi kelapa sawit dalam negeri, sekaligus menciptakan pasar yang lebih stabil bagi petani kelapa sawit. Di sisi lain, pemerintah terus menghadapi tantangan terkait kesiapan infrastruktur dan harga biodiesel yang kompetitif di pasar global.
Indonesia telah menerapkan program B30 sejak tahun 2020 dan menjadi pelopor dalam penggunaan biodiesel dengan campuran tinggi di kawasan Asia. Kesuksesan program ini menjadi landasan kuat bagi pemerintah untuk meningkatkan persentase campuran biodiesel ke level 40%.
BACA JUGA: Fakta Lapangan Kondisi Buruh Perkebunan Sawit, SEPASI Serukan Perubahan Nyata
Dengan alokasi biodiesel yang signifikan pada 2025, Indonesia berharap dapat menunjukkan kepemimpinan dalam transisi energi berkelanjutan di tingkat global. Keputusan final terkait alokasi dan pelaksanaan program ini diharapkan akan diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.
Pemerintah optimis bahwa kebijakan B40 tidak hanya akan mendukung agenda lingkungan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar biodiesel dunia. (T2)