Surat Terbuka Kaoem Telapak, 100 Hari Kinerja Prabowo

oleh -1510 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/Ilustrasi perkebunan kelapa sawit.

InfoSAWIT, JAKARTA – Dalam pidato terbarunya di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Presiden Prabowo Subianto menegaskan peran penting kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia dan relevansinya secara global di berbagai industri, termasuk cokelat, deterjen, dan kosmetik. Pidato ini, yang menandai 100 hari pertama masa pemerintahannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menekankan arah kebijakan strategis, khususnya terkait keberlanjutan lingkungan dan tata kelola sumber daya alam.

Abu Meridian, Campaign Leader Kaoem Telapak, sebuah organisasi masyarakat sipil yang peduli pada kelestarian lingkungan dan perbaikan tata kelola sektor kehutanan, menyoroti momen ini sebagai waktu yang penting bagi kebijakan pemerintah. Dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, (27/1/2025), Ia juga menekankan perlunya masukan berbasis data untuk mendukung praktik industri yang berkelanjutan di tengah tantangan lingkungan yang semakin meningkat.


Kajian terbaru mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait kebijakan kelapa sawit dan dampaknya terhadap lingkungan, pertama, Deforestasi dan Krisis Lingkungan: Hutan primer dan lahan gambut memiliki kemampuan menyerap karbon yang jauh lebih besar dibandingkan perkebunan sawit. Konversi hutan menjadi perkebunan sawit secara signifikan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca, mencapai hingga 200 juta metrik ton per tahun. Data dari The TreeMap tahun 2023 menunjukkan adanya peningkatan konversi hutan sebesar 36% menjadi 30.000 hektare.

BACA JUGA: Pabrik Sawit PT Mutiara Sawit Lestari Terbakar di Aceh Timur, Ini Musabanya..

Lantas kedua, Kapasitas Lingkungan Mendekati Batas: Wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua menunjukkan luas perkebunan sawit yang telah melampaui daya dukung ekosistem, sehingga mengancam keseimbangan ekologis.

Ketiga, Konflik Agraria yang Kronis: Lebih dari 1.100 kasus konflik terjadi di wilayah perkebunan sawit, sebagian besar dipicu oleh perolehan lahan tanpa persetujuan masyarakat, pelanggaran skema plasma, dan perizinan yang tidak sesuai prosedur.

Keempat, Dampak Langsung terhadap Biodiversitas: Ekspansi perkebunan sawit, terutama di hutan dataran rendah, menjadi ancaman besar bagi keanekaragaman hayati Indonesia, yang merupakan salah satu yang terkaya di dunia.

BACA JUGA: Ekspor Minyak Sawit Indonesia November 2024 Turun, Stok Meningkat

Kelima Produktivitas Kelapa Sawit yang Rendah: Produktivitas nasional rata-rata berada pada angka 3,6 ton CPO per hektare, jauh di bawah potensi optimal sebesar 6-8 ton. Dengan penerapan teknologi replanting dan praktik pertanian yang baik, produktivitas dapat ditingkatkan tanpa perlu membuka lahan baru.

InfoSAWIT

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com