,

Melihat Aksi Nyata Petani Sawit Swadaya PPMH Ketapang Melestarikan Hutan

oleh -1324 Dilihat
Penulis: InfoSawit
Fortasbi memfasilitasi kunjungan jurnalis dari Pontianak dan Jakarta untuk melihat lebih dekat aksi nyata petani sawit swadaya dari Perkumpulan Petani Mitra Harapan (PPMH) terlibat langsung dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pencegahan deforestasi di Kalimantan Barat. Foto: InfoSAWIT

InfoSAWIT, KETAPANG – Isu lingkungan kerap kali menjadi tantangan di industri kelapa sawit Indonesia, tidak hanya perusahaan, petani swadaya pun dituntut dengan pengelolaan yang berkelanjutan dan berketelusuran.

Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan (Fortasbi) memfasilitasi kunjungan jurnalis dari Pontianak dan Jakarta untuk melihat lebih dekat aksi nyata petani sawit swadaya dari Perkumpulan Petani Mitra Harapan (PPMH) terlibat langsung dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pencegahan deforestasi di Kalimantan Barat.

Ketua PPMH Sandi Priana menjelaskan, PPMH berlokasi di Desa Asam Besar, Kecamatan Manis Mata, Ketapang Kalimantan Barat, berdiri tahun 2021, wadah dari 3 koperasi dengan 2 vendor, yang beranggotakan 698 petani dengan luas 3.303,02 hektare (ha), bermitra dengan perusahaan kelapa sawit Cargil, dan telah bersertifikat RSPO di tahun 2023.

BACA JUGA: Sebanyak 7.839 Petani Sawit Swadaya Dilatih Fortasbi Untuk Tingatkan Kapasitas Sawit Berkelanjutan

Lebih lanjut Sandi mengungkapkan, kesadaran untuk melestarian lingkungan sudah lama diterapkan oleh petani swadaya anggota PPMH, “Ada niat baik petani untuk menjaga dan melestarikan lingkungan dan hutan, tidak hanya mengambil keuntungan dari kelapa sawit saja” kata Sandi kepada InfoSAWIT di Ketapang, Sabtu (15/2/2025).

Tidak tanggung-tanggung anggota PPMH menghibahkan 2 hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi (HCV), yaitu Hutan Larangan Asam Besar dengan luas 80 ha dan Hutan Larangan Tamtam seluas 21 ha.

Ketua PPMH Sandi Priana. Foto: InfoSAWIT

PPMH juga berinisiatif membuat nursery untuk pembibitan 10 ribu  Pohon Asam, Ulin, Sengon dan Durian, untuk penghijauan kembali di area hutan, di sekitar rumah warga, jalan dan juga di sarana pendidikan.

 

Hutan Larangan Asam Besar

Menurut Tokoh Adat yang juga petani sawit, Robertus Mamang, Hutan Larangan Asam Besar adalah kawasan hutan adat yang masih terjaga keaslian flora dan faunanya, hutan ini hanya digunakan untuk kepentingan warga mengambil manfaat secukupnya di hutan ini.

“Kami akan terus menjaga dan melestarikan hutan ini, karena hutan ini memberikan banyak manfaat pada warga sekitar, mulai dari air bersih, tanaman obat, buah, kayu hingga tempat berlindung dari asap saat kebakaran di musim kemarau,’ ungkap Mamang.

 

Tokoh Adat yang juga petani sawit, Robertus Mamang. Foto: InfoSAWIT

 

Pohon Langka di Hutan Larangan Tamtam

Perjalanan menuju Hutan Larangan Tamtam lebih menantang, setelah melintas dengan mobil, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit, tidak adanya jalur jalan menandakan jarang dilintasi orang, setelah sampai kami di sambut oleh Abraham, pemilik Hutan Larangan Tamtam.

Abraham yang juga mertua dari Sandi Priana mengungkapkan, sebagai penerus generasi ketiga akan terus menjaga hutan ini seperti amanat dari orangtuanya. “Hutan ini akan terus  kami jaga dan rawat hingga generasi berikutnya sesuai amanat orangtua kami,’ ungkap Abraham.

Abraham berpose di Pohon Ipuh, yang memiliki getah beracun. Foto: InfoSAWIT

Di hutan ini tumbuh pohon dengan ukuran yang besar, seperti Pohon Gaharu, Durian, Ulin dan yang menarik perhatian adalah Pohon Ipuh (Antiaris toxicaria), pohon langka yang jarang ditemui. Getah pohon ini digunakan sebagai racun untuk berburu dan digunakan pula di masa perang dengan Belanda, bila terkena racun ini tidak sampai 5 menit target akan kehilangan nyawa.

“Saat muda saya pernah berburu menggunakan getah Pohon Ipuh, target akan mati dalam 5 menit,’ ungkap Abraham memberi bukti.

Dalam kunjungan ini para jurnalis melihat bukti nyata keterlibatan petani sawit swadaya PPMH Ketapang yang berkolaborasi bersama Fortasbi dan Cargil dalam menjaga lingkungan dan hutan, serta upaya mitigasi perubahan iklim dan pencegahan deforestasi di Kalimantan Barat. (T3)

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com