InfoSAWIT, JAKARTA – Sewaktu masih kecil, Musdhalifah tidak berpikir bakal menjadi pejabat di salah satu Kementerian di Indonesia, sebab perempuan kelahiran Ujung Pandang itu sebelumya bercita-cita sebagai dokter, iya, ini merupakan cita-cita umum bagi anak-anak kecil kala itu.
Namun jalan hidup telah berkata lain, lantaran setelah beranjak dewasa justru menempuh pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1987, dengan mengambil pendidikan Sarjana pada jurusan Manajemen Hutan, pada akhirnya menghantarkan Musdhalifah menapaki jalan sebagai birokrat yang berfokus pada pengembangan komoditas di Indonesia.
Terlebih setelah mengemban amanah sebagai Deputi Menko Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis pada 2020 lalu, pemilik hobi membaca ini, memiliki harapan supaya pangan di Indonesia tersedia cukup, terjangkau dan berkualitas.
BACA JUGA: G20 Sustainable Vegetable Oils Conference: Kontribusi Indonesia Untuk Minyak Nabati Berkelanjutan
Musdhalifah meyakini dengan maju dan berkembangnya sektor agribisnis bisa memberikan dampak positif bagi kesejahteraan rakyat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. “Sebenarnya 20 tahun lalu saya tidak tidak membayangkan akan bisa berada pada posisi seperti ini,” tutur Mudhalifah kepada InfoSAWIT, belum lama ini.
Namun demikian, dengan pencapaian sampai pada posisi saat ini bukannya tanpa tantangan sebab tutur Musdhalifah, sejatinya setiap melakukan sesuatu pasti ada tantangannya, yang terpenting ialah bagaimana mencari solusinya melalui berbagai cara tergantung karakter tantangan tersebut.
Seperti halnya saat mendorong pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia, yang kerap memperoleh tantangan dari berbagai aspek, baik itu kampanye negatif, tantangan regulasi, hingga upaya mendorong tata kelola kelapa sawit yang lebih baik.
BACA JUGA: CPOPC Perkuat Posisi Industri Kelapa Sawit di Dunia, Lewat Tambah Anggota
Dengan upaya yang telah dilakukan berbagai pemangku kepentingan, Musdhalifah berharap, kelapa Sawit sebagai sumber ekonomi rakyat bisa terus berkembang dan berdaya saing tinggi, dengan dikelola secara berkelanjutan, sehingga bisa bermanfaat dari sisi ekonomi, sosial dan Lingkungan.
Menangani industri kelapa sawit yang didominasi laki-laki ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah, sebab dibutuhkan kerja keras dan dukungan yang kuat. Untungnya Musdahlifah memperoleh dukungan kuat dari keluarga sehingga bisa bekerja dengan baik, serta menyelesaikan berbagai tantangan yang ada. “Komitmen tinggi, bekerja keras, bisa bekerja sama dengan baik, membangun network, berusaha memahami kondisi dan situasi kerja, itulah kuncinya,” tutur Musdhalifah. (T2)