InfoSAWIT, JAKARTA – Ditengarai dari beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak sawit dunia pula muncul adanya perang dagang, invasi rusia ke ukraina, dan melonjaknya harga pupuk, sontak semua itu akhirnya meningkatkan pengeluaran dan memangkas pendapatan, termasuk terbitnya beragam regulasi dan hambatan dagang dari para negara konsumen minyak sawit di dunia. Bila sudah masuk ranah ini maka sudah di luar kajian agronomis.
Ketimbang terus mengecam dan menyesali nasib mengapa mereka (negara-negara besar dunia) melakukan perang dagang, lebih baik berpikir ke dalam dan mulai mengecangkan ikat pinggang; dengan kata lain menerapkan efisiensi.
Efisiensi dalam tulisan ini adalah dengan tidak mengutak-atik Man Power Planning (MPP) dan meminimalisir risiko terhadap aspek fisiologis tanaman. Maka sejatinya cara yang paling manjur untuk efisiensi adalah meningkatkan produktivitas.
BACA JUGA: Musim Kering Segera Tiba, Ini Dampaknya Terhadap Sawit
Ide-ide cemerlang dan ketekunan menerapkan prinsip perbaikan secara berkelanjutan secara konsisten mesti tetap dilakukan dan jangan sampai kendor, bila sudah mencapai produktivitas atau output yang lebih baik ganjal supaya tidak mundur bahkan semestinya ditingkatkan. Lantas apa kiat yang harus dilakukan supaya produktivitas bisa terus meninggi?
Pertama, untuk melakukan efisiensi manfaatkan material yang tidak terpakai. Coba cek di gudang ada material yang masih layak pakai tetapi perlu sedikit polesan dan perbaikan, misalnya beberapa alat semprot yang dapat dipergunakan lagi setelah dikanibal dengan alat semprot lain, beberapa spare part yang sudah lama tidak terpakai dan banyak barang bekas lainnya.