InfoSAWIT, JAKARTA – Lantaran perkebunan kelapa sawit bisa memiliki dampak yang signifikan bagi mata pencaharian di perdesaan di Indonesia, pemerintah telah memanfaatkan komoditas ini dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam produksi kelapa sawit dengan memperluas perkebunan. Hanya saja lahan untuk investasi perkebunan baru semakin langka di Kalimantan dan Sumatera, pengembang perkebunan pun mulai melirik ke timur untuk mengakuisisi lahan di Papua.
Meningkatnya minat untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Papua menghadirkan potensi peluang, tetapi juga tantangan. Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Papua telah membuka daerah terisolir, mendorong pembangunan infrastruktur, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun, ketergantungan masyarakat adat pada hutan sebagai sandaran penghidupan dan kurangnya pengetahuan tentang cara berkebun kelapa sawit, menjadi kendala utama keterlibatan masyarakat papua yang efektif dalam industri ini.
BACA JUGA: Stok Minyak Sawit Malaysia Maret 2023 Melorot 18 Persen
Selain itu, keragu-raguan di antara perusahaan untuk menerapkan skema perkebunan inti dan petani kecil (Inti-plasma) semakin membatasi keterlibatan masyarakat lokal, memperlebar ketimpangan dan seringkali menyebabkan ketegangan atas proses pembebasan lahan dan ketidakpuasan atas kompensasi yang rendah.
Banyaknya TKI yang didatangkan untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit juga menjadi sumber konflik dengan penduduk setempat.
Ekspansi perkebunan di Papua, yang semakin dipercepat dan seringkali berlebihan di bawah otonomi daerah sejak Papua sekarang secara administratif dibagi menjadi enam administrasi provinsi, telah menyebabkan deforestasi dan dampak lingkungan negatif lainnya, seperti kualitas air yang buruk, polusi udara, dan erosi tanah.
BACA JUGA: Harga Minyak Sawit di Bursa Malaysia Naik 0,67 Persen
Kurangnya pengawasan oleh publik dan media terhadap pembangunan Papua, dan jarak wilayah tersebut dari pengawasan pemerinntah pusat di Jakarta, membuat segalanya menjadi tidak terkendali.
Sebelum kerusakan menjadi tidak terkendali, pemerintah pusat harus segara turun tangan untuk memperkenalkan rencana pembangunan berkelanjutan yang holistik yang setara dengan daerah lain di Indonesia.
Papua, wilayah yang paling tertinggal di negara ini, membutuhkan program pembangunan sosial ekonomi yang teruji dengan baik di mana kelapa sawit dapat membawa manfaat bagi penduduk Papua yang besar dan menjaga perdamaian abadi di wilayah tersebut.