InfoSAWIT, JAKARTA – Ketua KUD Panji Rukun Desa Teluk Panji 2, Kecamatan Kampung Rakyat, Labusel, Sumatera Utara, yang juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia (JaPSBI), H. Heri Susanto, meminta agar keputusan presiden menambah tugas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mengurus komoditas kakao ditunda. Ia mengusulkan fokus BPDPKS sebaiknya tetap pada sawit hingga proses replanting (peremajaan sawit ralyat) bisa mendekati target maksimal.
Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang kompleks dan memiliki banyak syarat membuat target yang diharapkan pemerintah dan petani sawit sulit tercapai. Uang dari BPDPKS yang dikatakan melimpah justru sulit diserap kembali untuk komoditas sawit, baik melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) maupun sarana dan prasarana (sarpas).
Kata Heri Susanto, KUD Panji Rukun, yang berada di Desa Teluk Panji 2, Kecamatan Kampung Rakyat, Labusel, Sumut, adalah KUD yang lahir dari program transmigrasi pemerintah. Dengan status tanah yang berada di luar kawasan hutan atau HGU, KUD ini seharusnya memiliki kepastian hukum. Namun, Heri menyatakan bahwa mereka yang mengusulkan PSR tahun ini masih harus memenuhi syarat tambahan dari BPKH, BNSP, dan BPN, meskipun KUD Panji Rukun sudah berbadan hukum sejak 1996 dan semua lahan sudah ber-SHM.
BACA JUGA:
Akibatnya, pengambilan dana dari BPDPKS untuk KUD Sentosa yang sedang melakukan pekerjaan replanting menjadi sulit. “Penumbangan sudah dilakukan, tinggal membayar kontraktor alat berat. Namun, dana belum bisa diambil sehingga pekerjaan terbengkalai,” ujar Heri. Pernyataan serupa disampaikan oleh Ponirin, Ketua KUD Sentosa di Desa Teluk Panji 3, Kecamatan Kampung Rakyat, Labusel, Sumut.
Heri menekankan pentingnya pemerintah fokus menyelesaikan program PSR dan sarpas untuk sawit. Ia juga mengusulkan agar bibit sawit disediakan oleh perusahaan mitra, sehingga tandan buah segar (TBS) sawit dapat diambil alih oleh perusahaan tersebut. “Ini akan sangat membantu pemerintah dan memakmurkan petani sawit, karena replanting membutuhkan dana besar,” tambahnya. (T2)