InfoSAWIT, NEW DELHI – India diperkirakan akan mencatat rekor baru dalam impor minyak nabati dengan mencapai 1,92 juta metrik ton, naik hampir 26% dibandingkan bulan sebelumnya. Data dari perdagangan menunjukkan bahwa India telah mengimpor rata-rata 1,2 juta ton minyak nabati sejauh ini pada tahun pemasaran yang dimulai November 2023.
Seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa sekitar 1,45 juta ton minyak nabati telah didistribusikan di berbagai pelabuhan, termasuk 850.000 ton minyak sawit. Pada Juli, impor minyak sawit diperkirakan akan melonjak 45% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,14 juta metrik ton, tertinggi dalam 20 bulan terakhir.
Dilansir Reuters, Menteri dari Malaysia yang sedang berkunjung ke India menyatakan, “Jika India menyediakan lahan, kami akan bekerja sama untuk memproduksi minyak sawit di sini.” Hal ini menegaskan niat kedua negara untuk mempererat kerjasama dalam industri minyak sawit.
BACA JUGA: Mendorong Tumbuhnya Industri Hilir, Bagi Petani Sawit Rakyat Berkelanjutan
Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, menyatakan bahwa koreksi harga minyak sawit pada Mei dan Juni membuatnya lebih murah dibandingkan minyak nabati lainnya. “Selama periode ini, margin pengolahan di India juga sehat, mendorong para pengolah untuk memesan pengiriman Juli,” jelasnya. Diskon minyak sawit terhadap minyak kedelai melebar menjadi lebih dari US$ 100 per ton pada Mei, dibandingkan April yang berbeda sekitar US$ 10 per ton.
Selai itu , dengan adanya spekulasi mengenai kenaikan bea masuk dalam anggaran juga mendorong beberapa pembeli untuk meningkatkan pembelian minyak sawit untuk pengiriman Juli. Meskipun Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman tidak membuat perubahan pada struktur bea masuk minyak edible dalam Anggaran Union untuk tahun keuangan 2024-25 yang disampaikan pada 23 Juli.
Impor Kedelai Melonjak
Impor minyak kedelai di Juli juga diperkirakan akan melonjak 45% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 400.000 metrik ton, tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Pengiriman minyak kedelai dari Amerika Selatan memakan waktu lebih dari enam minggu, dan beberapa pengiriman yang tertunda mendarat di Juli, yang mengangkat impor minyak kedelai, kata Rajesh Patel, mitra pengelola di pedagang dan broker minyak nabtai di GGN Research.
BACA JUGA: Dongkrak Kapasitas Petani Sawit, BPDPKS, Ditjenbun dan IPB Training Gelar Pelatihan di Kalsel
Di sisi lain, impor minyak bunga matahari diperkirakan turun menjadi 380.000 ton di Juli, turun 18% dari pengiriman rekor bulan lalu. India mengimpor minyak sawit terutama dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand, sementara minyak kedelai dan minyak bunga matahari diimpor dari Argentina, Brasil, Rusia, dan Ukraina.
Rekor impor ini menunjukkan dinamika baru dalam perdagangan minyak edible di India, dengan minyak sawit mendominasi dan peluang kerjasama produksi lokal yang semakin terbuka. (T2)