InfoSAWIT, JAKARTA – Berkarir di perkebunan kelapa sawit yang didominasi laki-laki bukanlah Jalan mudah bagi para perempuan. Namun Siti Zuwairiah telah membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi planter di perkebunan, bahkan mampu menoreh prestasi.
“Saat saya memimpin tim, saya tidak mempertimbangkan diri sebagai seorang Perempuan karena semuanya berkaitan dengan komitmen kerja dan pengembangan diri. Itulah yang dilakukan oleh Planter dan saya adalah Planter,” ungkap Siti Zuwairiah Abdullah, seorang planter perempuan asal Malaysia.
Saat ini, Siti diberi tanggung jawab untuk mengelola perkebunan kelapa sawit seluas 1.800 hektar di Sime Darby Berhad (Estate Ladang Tampin Tinggi). Perjalanan karirnya yang penuh liku dimulai pada tahun 2005, ketika ia hendak melanjutkan pendidikan tinggi.
BACA JUGA: Peran Penting Perempuan dalam Perkebunan Sawit Berkelanjutan
Awalnya, Siti tidak memiliki niat menjadi seorang planter, melainkan ingin menjadi Peguam (istilah pengacara di Malaysia), seperti kebanyakan anak-anak lain yang bercita-cita menjadi guru, dokter, atau profesi bergengsi lainnya. Namun, karena tidak memenuhi persyaratan akademis yang ditetapkan, cita-cita tersebut pun tidak terwujud. “Awalnya saya merasa sangat sedih,” cerita Siti.
Nasib berkata lain. Siti akhirnya memilih jurusan pertanian di Universitas Putra Malaysia (UPM). Pada saat itu, muncul tawaran beasiswa dari perusahaan sawit terbesar di Malaysia, Guthrie, yang kemudian menjadi Sime Darby Plantation saat ini.
“Setelah dipertimbangkan secara matang, akhirnya saya memilih jurusan pertanian di Universitas Putra Malaysia (UPM),” katanya.
BACA JUGA: Pekerja Sawit Perempuan Antara Kebutuhan atau Ikuti Aturan
Dari 17 penerima beasiswa, hanya ada 4 perempuan, salah satunya adalah Siti Zuwairiah yang masuk dalam program Golden Hope Academy. Selama mengikuti program tersebut, Siti memperoleh pendidikan teori dan praktik langsung di perkebunan kelapa sawit milik perusahaan.