InfoSAWIT, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan optimisme bahwa program biodesel 40 persen (B40) akan mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2025. B40 merupakan bahan bakar yang terdiri dari 40 persen campuran minyak kelapa sawit (CPO) dan 60 persen solar. Sebelumnya, pemerintah telah meluncurkan program B35, yang mencampurkan 35 persen minyak kelapa sawit.
“B40 akan mulai berjalan pada 1 Januari, dan program ini akan terus berkembang menuju B100 secara bertahap,” kata Bahlil setelah konferensi pers mengenai usulan Program Quick Win Kementerian Bidang Perekonomian di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan.
Bahlil menjelaskan bahwa pengembangan rancangan selanjutnya adalah menuju biodesel 100 persen (B100) yang sepenuhnya terbuat dari minyak kelapa sawit. “Kami sudah selesai menguji dan siap untuk mengimplementasikannya. Insya Allah, program ini akan mulai dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan,” tambahnya dikutip InfoSAWIT dari Kompas, Kamis (7/11/2024).
BACA JUGA: Baleg DPR Dorong Regulasi Kelapa Sawit yang Adil untuk Semua Pihak
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menambahkan bahwa realisasi pemanfaatan biodiesel dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. “Kenaikan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi dengan memanfaatkan biodiesel. Rasio campuran biodiesel juga akan terus ditingkatkan, dari B35 ke B40, lalu B50 dan B60,” ungkap Agus dalam siaran pers Kementerian ESDM.
Sebagai catatan, B50 berarti campuran 50 persen minyak kelapa sawit dan 50 persen solar, sementara B60 terdiri dari 60 persen minyak kelapa sawit dan 40 persen solar.
Data dari Kementerian ESDM menunjukkan bahwa realisasi biodiesel pada tahun 2021 mencapai 9,3 juta kiloliter (KL), meningkat menjadi 10,45 juta KL pada tahun 2022, dan melonjak lagi menjadi 12,2 juta KL pada tahun 2023 berkat penerapan mandatori B35 yang dimulai pada bulan Agustus.
BACA JUGA: BMKG Prediksi di 2025 Tidak Ada Anomali Iklim, Curah Hujan Didominasi Normal
Program biodiesel ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, seperti penghematan devisa negara sebesar Rp 120,54 triliun, tetapi juga meningkatkan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp 15,82 triliun serta menyerap tenaga kerja lebih dari 11.000 orang (off-farm) dan 1,5 juta orang (on-farm). (T2)