Perjuangan Sunyi Perempuan di Kebun Sawit

oleh -509 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
infosawit
Dok. Sawit Fest 2021/foto: Andi Qudratullah.

InfoSAWIT, JAKARTA – Nyatanya perempuan di sektor perkebunan sawit masih menghadapi ketidakadilan, mulai dari upah rendah hingga kekerasan berbasis gender. Temuan Pusat Studi Agraria IPB University menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap pekerja perempuan, terutama di kebun swadaya dan kawasan terpencil.

Dalam gelap pagi yang masih enggan beranjak, perempuan-perempuan pekerja di kebun sawit mulai meniti hari. Bukan sekadar rutinitas fisik yang menantang, tapi juga medan sosial yang rumit dan tak jarang menindas. Bayu Eka Yulian dari Pusat Studi Agraria IPB University memotret realitas getir ini dalam kajiannya tentang ketidakadilan gender di sektor sawit, terutama di perkebunan swadaya dan pekerja informal.

“Perempuan di sektor ini bekerja sejak matahari terbit hingga suami mereka pulang—dan tetap tak berhenti,” ujar Bayu. Ia memperlihatkan bagaimana perempuan menghadapi beban ganda, yakni tanggung jawab domestik dan beban kerja fisik yang berat di lapangan. Ironisnya, banyak di antara mereka tak memiliki akses ke kebutuhan dasar seperti toilet, ruang laktasi, atau penitipan anak, padahal lokasi kerja bisa berjarak 3–5 jam dari pusat kota.

BACA JUGA: Mahkamah Agung Batalkan Vonis Lepas Korporasi CPO, Kasus Suap Hakim Jadi Perhatian

Dalam riset yang melibatkan 600 responden di tiga lokasi—Siak di Riau, Asahan di Sumatera Utara, dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur—terungkap bahwa hanya 23% pekerja perempuan berada dalam status formal. Namun, bahkan dalam sistem formal ini, diskriminasi tetap merajalela. “Upah perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, meskipun mengerjakan tugas yang sama,” ungkap Bayu.

Lebih mencemaskan lagi, pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender (KBG) masih membayangi. Meski jumlah korban yang mengaku mengalami langsung tak banyak, jenis kekerasan yang teridentifikasi bervariasi, berupa dari komentar seksual, kontak fisik tak diinginkan, hingga kasus pemerkosaan. Dalam konteks kerja yang maskulin, banyak perempuan yang memilih diam. “Mereka bilang, biarlah Tuhan yang membalas,” tutur Bayu, mengutip responden yang merasa tak punya saluran pengaduan.

BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Withdraw pada Senin (29/9), Perdagangan CPO di Bursa Malaysia Menguat

Temuan tim peneliti juga mengungkap bahwa sebagian besar kekerasan terjadi pada buruh harian lepas (BHL) dan pekerja informal. Di perkebunan swadaya, relasi kuasa antara mandor dan pekerja menciptakan ruang kekerasan verbal dan psikis yang kerap dianggap “biasa”. “Normalisasi” sentuhan fisik tak diinginkan atau candaan seksual menjadi bukti bahwa bentuk kekerasan non-fisik sering luput dari perhatian. (T2)

Lebih lengkap Baca Majalah InfoSAWIT Edisi Juli 2025

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com