InfoSAWIT, BOGOR – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah melakukan penandatangan kerjasama penelitian dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung (ITB), terkait pelaksanaan penelitian Inovasi Lanjut Katalis & Teknologi Bensin Sawit serta Pengembangan Teknologi Produksi Percontohan Mixed Industrial Vegetable Oil (MIVO) dan Minyak Makan Sehat dari Kelapa Sawit.
Seremoni penandatangan perjanjian dilakukan bersamaan dengan penandatangan 46 perjanjian kerjasama penelitian dengan 24 lembaga penelitian dan pengembangan serta Lembaga Pendidikan oleh Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman pada 21 September 2022 lalu di Bogor.
Diungkapkan Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, lingkup kerjasama penelitian yang akan dilakukan antara BPDPKS dengan LPIK ITB antara lain, optimasi teknologi produksi bensin sawit (bensa) dan penggunaan ragam umpan yang lebih fleksibel guna memperoleh bensa dengan harga yang lebih kompetitif.
BACA JUGA: Sah BPDPKS Lakukan Kerjasama Litbang Sawit Dengan 17 Lembaga
Lantas, pengembangan teknologi percontohan Mixed Industri Vegetable Oil (MIVO) dan minyak makan sehat kapasitas 5 ton TBS/jam, serta evaluasi Keekonomian dan Model Bisnis Produk Pangan Bernutrisi Tinggi, dilanjutkan dengan pengujian karakteristik dan organoleptik Minyak Makan Sehat dan MIVO.
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama waktu 18 bulan yang dilakukan melalui konsorsium peneliti dari LPIK ITB, PT. Kemurgi Indonesia dan Seafast IPB.
“Urgensi dari penelitian ini adalah untuk hilirisasi hasil kebun sawit rakyat untuk pemenuhan ketahanan pangan dan energi melalui sinergi dan penerapan konsep ekonomi sirkular produksi minyak sawit premium, minyak makan dan bensin sawit pada skala teknologi yang dapat diterapkan pada kebun sawit rakyat,” catat Eddy Abdurrachman dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, belum lama ini.
BACA JUGA: 1.000 Siswa Peroleh Beasiswa Sawit Untuk Program Diploma dan Strata 1
Kata Eddy, teknologi yang akan dikengembangkan adalah teknologi proses produksi pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di kebun sawit rakyat dapat berjalan pada skala ekonomis yang membutuhkan investasi lebih murah sehingga memungkinkan petani melalui koperasi memilikinya. Minyak makan sehat yang dimaksud adalah minyak makan yang memenuhi standar internasional terkait kandungan 3MCPD (3-monochloropropane diol) dan tinggi kandungan beta karoten.
“Mengingat penelitian ini ditujukan untuk implementasi langsung pada kegiatan perkebunan kelapa sawit rakyat, kegiatan ini juga melibatkan petani sawit yang melakukan kemitraan hilirisasi kebun sawit rakyat dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatera Utara,” katanya.
Output dari hasil penelitian ini juga akan menghasilkan model kelembagaan yang direkomendasikan untuk melaksanakan operational pengolahan minyak skala sawit skala kecil menjadi dua produk utama yaitu minyak makan sehat dan produk bensin nabati biohidrokarbon.
BACA JUGA: Survei PPKS, Petani Sawit Masih Terjebak Gunakan Bibit Sawit tak Bersertifikat Alias Palsu
Sementara, pengembangan Teknologi Produksi Percontohan Mixed Industrial Vegetable Oil (MIVO) dan Minyak Makan Sehat dari Kelapa Sawit ini diharapkan mampu untuk menjawab permasalahan rantai pasok kelapa sawit yang tidak menguntungkan petani, sekaligus untuk menyiapkan konstruksi wilayah-wilayah sentra kelapa sawit yang mampu menyediakan sendiri kebutuhan pokok pangan dan energinya.
Tutur eddy, upaya ini untuk penerapan teknologi yang dapat mengolah hasil kebun sawit rakyat menjadi bahan baku bensin biohidrokarbon sekaligus menjalankan amanat Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang pengembangan teknologi katalis dan bensin sawit yang terintegrasi dengan kebun sawit rakyat. (T2)