InfoSAWIT, PEKANBARU – Konsekuensi sebagai orang yang berupaya kritis dan berkata jujur adalah salah satunya kena teror. Hal tersebut diterima langsung oleh ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau, Larshen Yunus.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPD KNPI Provinsi Riau itu telah melaporkan nama-nama para mafia lahan dan atau tanah yang memiliki kebun kelapa sawit di dalam kawasan Hutan, terutama di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan hingga di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Kata Larshen, praktik Haram tersebut sampai saat ini terkesan dibiarkan. Kasus Pembukaan dan Penguasaan Lahan di Kawasan TNTN sudah sangat lama berlangsung. Kendati kalau dilihat dari sisi pinggir ataupun tepian TNTN kelihatan seperti Hutan, namun d idalamnya, ditengah kawasan itu sudah di sulap menjadi kebun kelapa sawit.
BACA JUGA: Hadapi Cuaca Ekstrim, Berikut Kegiatan Agronomis Sawit yang Perlu Dihindari
Atas sikap kritis dan keberanian tersebut, Ketua DPD KNPI tingkat provinsi termuda se-Indonesia itu justru menerima berbagai macam pola teror, mulai dari ancaman biasa hingga pola Cipta Kondisi (Cipkon) ala pasukan Yahudi.
“Konsentrasi kami tetap kokoh! walaupun mereka-mereka itu berusaha untuk membungkam gerakan ini. Prinsipnya tetap sama, yakni Konsisten Mmnghadirkan keadilan, ikhtiar memperbaiki negeri,” ungkap Larshen Yunus dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Sabtu (29/4/2023).
Lebih lanjut tutur Larshen, berharap, supaya Aparat Penegak Hukum (APH) berkenan untuk bersikap jujur, bekerja profesional sesuai sumpah selaku abdi negara, serta Jangan ada yang pura-pura gila, apalagi kental dengan ilmu sandiwara.
BACA JUGA: Regulasi Deforestasi UE (EUDR) Diadopsi, Lantas Apa Selanjutnya?
“Kenapa sampai saat ini Permasalahan di Kawasan TNTN belum bisa teratasi? Sudah jelas itu Taman Nasional, Cagar Alam yang dilindungi sesuai aturannya, kok APH sepertinya masuk angin? Tolonglah bekerja jujur dan tegak lurus. APH jangan mau kalah dengan para Mafia. Ingat hukum karma, kasihan alam ini sudah hancur oleh karena ulah manusia. Mafia itu sangat serakah! menguasai kebun ratusan hingga ribuan hektar. Sementara disatu sisi mereka bersikap seperti petani kecil, bahkan ikut dalam Pengelolaan Organisasi yang membungkus dirinya untuk di Kasihani. Wallahuallam Bissawab” ujar Larshen Yunus.
Aktivis anti korupsi yang juga lulusan dari Universitas Riau (UR) itu mengungkapkan, bahwa pihaknya dari DPD KNPI Provinsi Riau sudah menyampaikan laporan ke berbagai Instansi Penegakan Hukum. Bahkan teror dan ancaman sudah diterima.
Larshen Yunus menjelaskan, APH yang dimaksud seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, hingga Tim Penegakan Hukum (GAKUM) dari Kementerian ataupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). (T2)