InfoSAWIT, JAKARTA – PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatat pendapatan sebesar Rp 184,15 miliar pada 1Q23, turun 27,7% dibandingkan 1Q22. Penurunan penjualan tersebut berasal dari penjualan Tandan Buah Segar (TBS) sawit sebesar Rp 101,48 miliar, penjualan CPO sebesar Rp 73,49 miliar dan penjualan Kernel sebesar Rp 9,18 miliar.
Kondisi ini mendorong laba usaha mencapai Rp 46,7 miliar, atau melorot 25,4%, atau turun 31 basis point dibandingkan 1Q22. Sebab itu perusahaan terusmemantau strategi jangka panjangnya dalam menjaga bisnis yang berkelanjutan melalui penerapan efisiensi operasional terbaik terbukti bermanfaat. Pergerakan harga CPO cukup terbatas selama tahun berjalan.
Namun, efek positif dari peningkatan produktivitas dan perencanaan yang baik membantu mengimbangi rendahnya ASP dan meningkatkan performa kinerja. “Kedepan, Perseroan telah memperkirakan pertumbuhan produksi yang konsisten seiring dengan profil usia perkebunan yang ideal pada usia produksi yang prima. Perlu diingat bahwa 70% tanaman menghasilkan Perseroan berada dibawah usia 18 tahun,” kata Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja, dalam keterangan resmi diperoleh InfoSAWIT, Senin (22/5/2023).
BACA JUGA: Ekspor CPO Mesti Lewat Bursa Berjangka, Bappebti Siapkan Regulasi dan Tata Terbit
Lantas selama 1Q23, produktivitas TBS berada pada 3,9 ton/ha, atau sedikit lebih rendah dibandingkan 1Q22 yang berada pada level 4,2 ton/ha. OER tercatat turun dari 20,4% di 1Q22 menjadi 20,3% di 1Q23 dan KER meningkat dari 5,1% di 1Q22 menjadi 5,2% di 1Q23.
“Produksi diprediksi akan mengalami peningkatan yang signifikan di 3Q23, yang dapat menutupi penurunan produksi di 1Q23 ini. Manajemen berkeyakinan saat ini CSRA tengah memacu bisnisnya dengan kecepatan penuh, sehingga mampu mempercepat pencapaian nya untuk sukses,” tandas Seman. (T2)