InfoSAWIT, PANGKALANBUN – Perempuan muda asal Bandung itu selepas lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) memutuskan untuk langsung bekerja di koperasi bersertifikat RSPO, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri (APKSM) yang berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Saat ini genap dua tahun Putri, begitu ia akrab disapa, bekerja di koperasi yang anggotanya mayoritas petani kelapa sawit swadaya. Diakui Putri, sebelumnya ada perasaan segan untuk bekerja di koperasi, terlebih karena usianya yang masih muda dan baru saja lulus SMA.
“Lama kelamaan saya nyaman dengan pekerjaan saya di koperasi, karena memang pekerjaan ini tidak begitu menekan, dan sangat banyak pengalaman,” kata perempuan berhijab itu dikutip InfoSAWIT dari laman Fortasbi, Senin (12/6/2023).
BACA JUGA: Manager ICS Koperasi Sawit Seorang Perempuan, Siapa Takuuut..
Kata Putri, perempuan perlu memiliki kesempatan besar untuk meraih apa yang mereka cita-citakan. Bahkan di tempatnya bekerja, APKSM juga mendukung keterlibatan perempuan dalam segala aktivitas.
Kesetaraan perempuan, menurut Putri, merupakan hak untuk mendapatkan kesempatan kerja, mulai dari kesetaraan jabatan, gaji yang sesuai, tidak mendapatkan diskriminasi, pelecehan hingga kekerasan seksual. Ia juga menggarisbawahi hak perempuan lain di antaranya seperti cuti dan/atau izin khusus haid, melahirkan, keguguran, dan menyusui.
BACA JUGA: EUDR Akan Membuat Petani Sawit Terlempar Jauh dari Skema Perdagangan EU
Meski bekerja di industri sawit yang dianggap sebagian orang merupakan pekerjaan maskulin, tetapi Putri berpendapat peran perempuan untuk terlibat aktif juga sangat penting. “Seperti perempuan yang ada di Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri ini, sudah ada 135 petani perempuan yang terdaftar, APKSM juga menyiapkan program pembuatan sapu lidi dari pelepah sawit yang dikerjakan oleh petani perempuan,” tandas Putri. (T2)