InfoSAWIT, JAKARTA – Harga Kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia terus mengalami penurunan dan memperpanjang kerugian untuk kedua berturut-turut pada Senin, (2/20/2023), mengikuti pelemahan harga minyak kedelai di Chicago.
Dilansir Reuters, harga kontrak berjangka minyak sawit turun 6,06% secara bulanan pada September setelah sebelumnya pada dua bulan lalu secara berturut-turut mengalamai kenaikan.
Bursa komoditas Dalian, China dinyatakan libur selama periode 29 September – 6 Oktober 2023 lantaran adanya festival pertengahan musim gugur yang dinyatakan sebagai hari libur nasional. Sementara marga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,32%.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kalbar Periode IV-September 2023 Tertinggi Rp 2.223,59/kg, Cek Harganya..
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing memperoleh pangsa pasar minyak nabati global.
Merujuk laporan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan September 2023 diprediksi meningkat antara 5,4% dan 8,1%, .
Sementara merujuk keterangan resmi Kementerian Perdagangan, pemerintah Indonesia menaikkan harga referensi minyak sawit mentahnya menjadi US$ 827,37 per ton untuk periode 1-15 Oktober, namun demikian untuk patokan Bea Keluar (BK) dan Pungutan Ekspor (PE) CPO tidak berubah dibanding bulan sebelumnya yakni BK US$ 33 per ton dan PE CPO ditetapkan US$ 85 per ton.
BACA JUGA: Kelapa Sawit Swadaya di Tengah Tantangan Regulasi Anti Deforestasi Uni Eropa (Tulisan 1 dari 2)
Para analis mencatat, harga minyak sawit Malaysia diperkirakan diperdagangkan antara RM 3.700 hingga RM 4.500 (US$ 790-$960) per metrik ton mulai saat ini hingga pertengahan tahun 2024, karena pola cuaca El Niño mengancam pasokan di tengah meningkatnya permintaan. (T2)