InfoSAWIT, JAKARTA – Pemandangan bunga berwarna warni kerap ditemui di perkebunan kelapa sawit, rupanya bukan hanya sebagai pemandangan indah, tetapi juga menjadi senjata ampuh melawan hama.
Misalnya saja Cassia cobanensis, yang indah dengan warna kuning-oranye dan bercak hitam di tengahnya, menjadi pionir dalam metode berkelanjutan untuk mengelola populasi hama dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.
Dikutip InfoSAWIT dari laman resmi perusahaan, Ooi Ling Hoak, Head of Research and Development (R&D) di Divisi Estate Musim Mas, menjelaskan bahwa bunga-bunga ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perkebunan.
BACA JUGA: Pemprov Bengkulu Bahas Alokasi DBH Sawit 2023, Salah Satunya Untuk Pendataan Sawit Rakyat
Sebagai ahli agronomi berpengalaman, Ooi Ling Hoak dan tim risetnya memahami betul bagaimana hama dapat mempengaruhi kelapa sawit. Hama-hama ini sering menyebabkan kerusakan pada daun kelapa sawit, mengurangi produksi klorofil yang esensial untuk proses fotosintesis. Dalam upaya untuk menghindari penggunaan pestisida kimia yang merugikan, bunga Cassia cobanensis hadir sebagai solusi berkelanjutan.
Cassia cobanensis menyediakan sari bunga sebagai makanan bagi parasitoid, yaitu pemangsa alami yang membantu mengendalikan populasi hama pemakan daun seperti ulat jaring dan ulat kantong. Parasitoid, serangga yang bertelur di atau di dalam organisme lain, membantu mengatur populasi hama dengan cara yang lebih alami dan berkelanjutan. Siklus parasitis ini tidak hanya efektif dalam melawan hama tetapi juga melibatkan elemen alami dalam menjaga keseimbangan ekosistem perkebunan.
Lantas, dalam upaya menghadapi kesulitan mengendalikan hama dengan pestisida konvensional, metode biologis menjadi pilihan yang semakin populer. Bukan hanya Cassia cobanensis, tetapi juga semak-semak berbunga lainnya seperti Euphorbia heterophylla, Turnera subulata, dan Antigonon leptopus, turut berperan sebagai inang bagi berbagai jenis pemangsa hama pemakan daun.
BACA JUGA: Maraknya Pencurian Buah Sawit di Kalteng, Aparat Keamanan Mesti Bertindak Tegas
Semak-semak berbunga ini tidak hanya memberikan tempat tinggal bagi pemangsa hama tetapi juga meningkatkan keanekaragaman hayati di sekitar perkebunan. Selain sebagai aplikasi di perkebunan kelapa sawit yang efisien, juga menjunjung tinggi nilai keberlanjutan dan keseimbangan alam.
Metode biologis untuk pengendalian hama yang dicampur dengan penggunaan bahan kimia yang minim, dikenal sebagai Pengendalian Hama Terpadu (Integrated Pest Management/IPM), membentuk bagian penting dalam praktik pertanian berbasis lingkungan. IPM bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida dan herbisida beserta risiko lingkungan dan kesehatan. (T2)